Benturan 'peradaban dan keinginan' masih terus berlangsung, terutama dengan adanya sebagian kecil masyarakat yang menginginkan perubahan system dasar negara menjadi system kekhalifahan. Dan kita pun hanya bisa menduga-duga, ke arah mana nasib Indonesia akan terbawa.
Penutup
Sebagai bagian dari proses seleseksi alam, maka benturan dan perselisihan akan selalu ada. Perubahan akan terjadi secara terus menerus. Keberadaan suatu peradaban tidaklah kekal. Hanya sementara. Yang kekal dan abadi adalah perubahan alam itu sendiri. Jadi, kalau hanya perubahan alam yang abadi, maka hanya perubahan atau proses seleksi alam itulah yang ada. Dan ini berakibat bahwa yang namanya peradaban menjadi tidak bermakna.
Yang disebut peradaban Nusantara adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh masyarakat Nusantara. Kekristenan adalah segala hal yang dibuat dan dilakukan oleh orang Kristen. Peradaban Islam adalah segala sesuatu yang dibuat dan dilakukan oleh orang Islam, dan lain-lain.
Sementara yang dimaksud suatu peradaban adalah sekelompok masyarakat yang membentuk indetitas tertentu, ditempat tertentu dan memiliki kebudayaan yang tinggi. Masyarakat sebagai pembentuk peradaban ini selalu mengalami perubahan sebagai akibat proses seleksi alam. Maka, tidak diragukan lagi, kelompok-kelompok masyrakat dengan segala macam peradabannya, hanyalah bagian dari satu PERADABAN GLOBAL yang terus menerus berubah dan selalu gaduh. Sekian.
Sumber Inspirasi: Yuval Harari - Civilisation
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H