Namun, satu hal yang pasti adalah ruang yang dibuat haruslah fleksibel, tidak kaku, dan selalu mengikuti kebutuhan obyek dan aktifitas di dalamnya. Hal ini bertujuan agar harmoni yang diinginkan tetap terjaga.
*****
Alam semesta sudah memberi ruang bagi siapa saja tanpa diminta. Orang tua yang tidak memberi ruang aktifitas bagi anaknya, artinya membiarkan anaknya memakai ruang yang telah disediakan alam semesta, yang memang luas tanpa batas ini. Hal ini tentunya akan membuat si anak bisa bergerak ke mana saja dan kapan saja. Si anak bisa menjalani aktifitas apa saja sesuai hasratya dan bisa menemui siapa saja sesuai yang diinginkannya.
Aktifitas dengan ruang tanpa batas tersebut, kemungkinan besar akan membuat si anak tersesat di ruang kosong dan gelap, hingga tidak tahu jalan pulang ke jati dirinya. Namun, ada juga sebagian kecil yang berhasil menemukan aktifitas dan obyek yang tepat dan membuatnya berkembang ke arah yang lebih baik dan benar.
Kalau alam semesta yang maha luas ini mempunyai ruangnya sendiri untuk berevolusi dalam harmoni, maka segala obyek dan aktifitas di dalamnya seharusnya juga mempunyai ruangnya masing-masing yang dipakai untuk bergerak bersama secara harmoni.
Ruang, baik fisik maupun imajiner mudah dan murah untuk dicipta. Jika setiap manusia, baik sebagai individu maupun bagian dari sebuah kelompok mampu mencipta ruang yang pas untuk segala gerak fisik, pikiran dan emosinya, maka orang tersebut akan bisa mengeluarkan ekspresi kecerdasan akal dan emosinya secara benar dan optimal. Negara dengan masyarakat seperti ini akan cepat berkembang dan maju.
Selain itu, kebahagiaan sejati akan bisa dirasa bila seseorang yang tubuh, Â jiwa dan rohnya memperoleh ruang yang pas dan fleksibel agar bisa bergerak, berinteraksi secara harmoni dengan alam sekitar. Sekian.
Silahkan klik di sini untuk artikel lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H