Selama ini, para pendemo merasa sudah memberi rasa aman dan nyaman bagi masyarakat lain pengguna Facebook. Mereka juga merasa tidak pernah memunculkan ujaran kebencian.
Sementara itu, menurut institusi Facebook, sekelompok masyarakat yang diboikot dan kemudian demo tersebut adalah para pembuat rasa tidak aman dan tidak nyaman. Bagi Facebook, kelompok ini adalah sumber dari segala ujaran kebencian yang  memang pantas untuk di'delete'.
Terlihat jelas di sini, terjadi perbedaan definisi tentang rasa aman, rasa nyaman dan ujaran kebencian, antara kelompok yang diboikot dan demo, dengan institusi Facebook.
 Saran saya, sebaiknya para pendemo tersebut, bila masih ingin fesbukan, maka belajar lagi tentang arti yang sebenarnya dari kata-kata tersebut, terutama tentang arti ujaran kebencian. Kalau sudah paham, kemudian diterapkan dalam tindakan nyata. Setelah itu, saya yakin, si Yahudi Mark Zuckerberg akan membolehkannya untuk fesbukan lagi. Sekian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H