Kalau melihat lebih dalam, sejatinya aktifitas ‘menunggu’ akan selalu dijalani dalam kehidupan manusia. Waktu menunggu diperlukan, karena tidak ada sesuatupun yang langsung jadi. Segalanya butuh proses. Mulai dari proses yang simple dan cepat, seperti menunggu proses berpikir dalam memutuskan nonton film di bioskop, hingga yang sangat rumit dan butuh waktu sangat lama, seperti menunggu proses terciptanya bumi menjadi seperti sekarang.
Anak yang dirindukan butuh sembilan bulan menunggu. Kita harus menunggu beberapa tahun untuk menjadi diri kita sekarang. Segala cita-cita dan keinginan harus sabar ditunggu untuk terwujud.
Menurut kitab suci, manusia butuh ribuan tahun menunggu ‘Sang Putera‘ hadir di tanah Judea. Ratusan tahun kemudian dibutuhkan untuk menunggu kehadiran ‘Sang Kekasih Allah’ di tanah Arab.
Butuh ribuan tahun, manusia menunggu untuk tahu, bahwa bumi ternyata bulat, tidak datar. Menunggu ratusan tahun pula untuk mengerti, bahwa Matahari yang menjadi pusat tata surya dan bukan Bumi.
Berproses dan Bertumbuh di Saat Menunggu.
Sejatinya, waktu menunggu merupakan kesempatan bagi manusia untuk tumbuh. Dengan kata lain, kualitas hidup manusia tercermin, sekaligus sangat ditentukan dari apa yang dilakukan selama menunggu. Diri kita sekarang adalah cerminan dari apa yang kita lakukan ‘saat menunggu’.
Jadi, kalau selama menunggu sesuatu yang tidak pasti, kita tidak melakukan apa-apa selain merasa gelisah, bosan dan marah, maka itulah diri kita sebenarnya. Seseorang yang mudah gelisah, pembosan, pemarah dan kontrol diri yang minim. Akibatnya, tidak akan mendapatkan pertumbuhan yang positif.
Namun sebaliknya, bila selama menunggu, diisi dengan hal-hal positif, seperti membaca atau mengerjakan hal-hal kecil yang bermanfaat, maka dengan sendirinya akan membawa seluruh pikiran, jiwa dan raga kita, menuju ke arah pertumbuhan yang baik. Jika terus berlangsung, maka ‘saat menunggu’ bisa menjadi sesuatu yang menyenangkan, sekaligus menjadi sarana untuk memupuk diri agar terus bertumbuh.
Aktifitas dan pekerjaan yang kita lakukan saat ini, juga merupakan bagian dari proses menunggu untuk menuju ke tahap berikutnya. Bisa ke tahap yang lebih baik, tetap atau bahkan lebih buruk. Semuanya tergantung dari kualitas aktifitas dan pekerjaan yang kita lakukan selama ‘proses menunggu’. Kualitas tersebut, sangat berhubungan dengan apa yang dilakukan saat benar-benar dalam keadaan menunggu.
Indonesia Yang Menunggu
Indonesia juga menunggu tiga setengah abad untuk lepas dan merdeka dari penjajahan. Namun, setelah merdeka, kegiatan yang dilakukan ‘saat menunggu’ untuk menuju ke kemakmuran bangsa masih belum maksimal. Banyak energi bangsa terkuras hanya untuk mencegah dan meredam pertikaian akibat perbedaan yang ada. Banyak hal-hal yang mestinya sudah selesai masih terus diungkit lagi.