Mohon tunggu...
Agus Sutisna
Agus Sutisna Mohon Tunggu... Pegawai Swasta -

Akademik LCC Tasikmalaya

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sungai Tercemar

16 Maret 2017   16:31 Diperbarui: 16 Maret 2017   16:36 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini adalah karya dari 15 anak bimbingan saya. Mereka duduk di Kelas 6 SD.

Mohon diberi tanggapan atas karya mereka.

Terima kasih.

Berita

Telah ditemukan mayat seorang laki-laki di Sungai. Saksi mata mengatakan bahwa pelaku pembunuhan tersebut adalah seorang laki-laki yang berbaju hitam, celana panjang hitam, sarung tangan hitam, topi hitam , dan kacamata hitam  dan diketahui pelaku berkulit hitam. Setelah proses pencarian sidik jari di cermin yang ada darahnya.  Diindentivikasi bahwa cermin ini adalah milik korban pembunuhan.  Ibarat sebuah senter, siapa yang berbuat ia akan menunjukan sendiri cahayanya. Terakhir dalam berita ini pelaku pembunuhan telah ditemukan sekarang. Demikian berita hari ini.

Terimakasih atas perhatiannya.

(Samuel Parlindungan)

Pertama Kali Kelilipan

Di rumahku ada sungai yang mengalir sangat deras. Dan saat melihat sungai, aku menggosokan mataku  dan saat itu pula menggenggam kunci motorku, alhasil aku pun kelilipan kunci motor.

Aku pun bercermin. Pada saat bercermin aku melihat jejak yang misterius dan cermin itu pun pecah tiba-tiba!

Jejak itu bercahaya! Jejak itu bercahaya! Dan ketika itu aku berpikir bahwa ia adalah malaikat izrail yang akan mengambil mataku. Karena ketakutan Lalu aku pingsan tidak sadarkan diri. Ketika sadar, aku pun setengah buta.

Dan itu pertama dan terakhir kalinya, aku kelilipan kunci motor dan melihat jejak bercahaya. Jadi tolong berhati-hatilah!

(Naufal)

Menemukan si Makhluk Mitos

Aku dan teman-teman  sedang  mandi di sungai yang airnya sangat kotor. Mata kami sangat merah ketika mandi di sungai tersebut.

Lalu kami pulang dan melihat mata yang sangat merah dalam sebuah cermin. Sesudah melihat cermin kami melihat jejak misterius dan kami diikuti sampai akhir jejak tersebut.

Dan kami melihat cahaya yang sangat terang. Dan akhirnya kami menemukan Bigfoot si makhluk mitos itu.

Mungkin mata merah ini adalah mata yang dapat menembus dunia lain.

(M.Regan)

Danil Mencari Ikan

Pada suatu hari Danil sedang mencari ikan di sungai. Mata ikan milik Danil berwarna merah. Mata ikan tersebut tampak seperti cermin. Karena dapat memantulkan bayanagn atau pantulan wajah Danil. Setelah Danil mempunyai banyak ikan Danil pergi untuk pulang melewati jalan yang penuh lumpur, dikarenakan banyaknya lumpur pada jalan tersebut Danil meninggalkan jejak kaki. Karena ia tidak menggunakan sandal.

Berapa menit kemudian Danil melihat cahaya matahari tenggelam yang begitu indah. Pada malam itu ikan milik Danil melihat cahaya bulan untuk terakhir kalinya. Karena ikan milik Danil mati di jalan. Karena kurangnya air dalam embernya.

Kasihan Danil! Kasihan ikan Danil!

“Sebenarnya ikannya sudah mati dari kemarin karena sungai tercemar.”

(Frida Savitry)

Libur Hari Minggu

Waktu hari Minggu aku main ke sungai. Aku melihat sungai menggunakan mata. Biasanya tidak dengan mata! Aku melihat sungai yang jernih. Disitu wajahku seperti cermin. Artinya aku tidak dapat melihat mata, hidung dan mulutku. Wajahku datar.

Kemudian aku pulang. Sewaktu dijalan aku menginjak lumpur dan lumpur itu membentuk jejak kaki saya. Dan mengikutiku sampai rumah. Di jalan menuju rumah, aku melihat pelangi yang terbentuk dari cahaya matahari. Aku pun sampai di rumah disana sudah ada ibu dan ayah. Kitapun makan bersama setelah mandi.

Ibu dan ayah entah kenapa terburu-buru makannya dan selesai makan. Wajahnya terlihat ketakutan. Lalu meninggalkanku sendirian. Aku adalah yang terakhir habis makannya. Aku tak tahu kenapa makanan ini begitu enak!

(Ilma Karima)

Seorang Pemberani Walaupun Sakit

Ada orang yang pergi ke sungai untuk mencuci baju dan mandi pada malam hari.  Orang itu tidak tahu jika sungai itu tercemar. Setelah mencuci baju tiba-tiba orang itu sakit mata.  Orang itu lalu pulang kesakitan.

Ketika ia bercermin ternyata matanya merah. Ibunya mengintip di balik dinding. Mengetahui kejadian yang ia ceritakan. Ibunya menyuruh ia pergi ke hutan. Disana ada obat penawarnya.

Ibu berpesan “Nak, Hati-hati saat ke hutan ..!”

Pada saat di hutan ia melihat jejak rusa dan melihat cahaya di hutan sebelum ia pergi ke hutan. Entah apa yang terjadi setelahnya.

“Tidak ada jalan selain menyuruhnya ke hutan.” Ibunya menangis. “Semoga ia mendapatkan penawarnya. Meski pun sebenarnya tidak ada.!”

Itu adalah kutukan. Sungai yang tercemar.

(Zaid Sanjaya)

Mata-mata

Di bukit ada air yang mengalir dari sungai. Konon disana ada benda mistis yang tersimpan di dasar air. Banyak orang yang menceritakannya. Benda itu adalah peninggalan zaman kerajaan. Hanya memang tidak mudah mendapatkannya. Sebab benda itu sangat berharga.

Ada seorang mata-mata yang ditugaskan mencari benda tersebut.

Ia menyelami dasar sungai. Ia menemukan sesuatu yang berkilau. Ia ingin mengambil sebuah cemin yang ada di dasar sungai. Akhirnya ia berhasil. Ia berpikir kenapa semudah ini?

Tiba-tiba mata-mata itu melihat sebuah jejak menuju cahaya. Kemudian mata-mata itu berjalan menuju cahaya yang terakhir. Disana ia harus melewati binatang buas yaitu harimau. Perkelahian tak terelakan. Ia harus mengalahkan seribu harimau jika ingin pulang.

(Achmad Naufal)

Kematian Sedikit Demi Sedikit

Disuatu hari ada orang yang main ke sungai. Ia tidak tahu kalau airnya telah tercemar. Tiba-tiba mata orang itu kesakitan.Tanpa sadr ia  masuk ke sungai dan tenggelam. Atau sesuatu telah menenggelamkannya.

Dalam ingatannya, Ia berjalan sendirian sampai ia berhenti di sebuah gubuk di hutan. Di gubuk tua itu ia menemukan cermin. Ia melihat dirinya sendiri tanpa ekspresi dan pucat pasi. Karena saking takutnya ia berlari keluar dari gubuk. Dengan nafas yang terengah-engah ia  melihat  suatu jejak kaki.

Ia mengikuti jejak itu. Berjalan lama ia berjalan hingga  ia melihat cahaya dan mengikutinya sampai terakhir nyawanya.

(Calvin D.H)

Tanda Tanya

Suatu hari ada seorang perempuan sedang mencuci baju di sungai. Setelah itu mata seorang gadis kelilipan. Lalu ia pun langsung pulang ke rumahnya. Masuk kamar dan ia langsung bercermin. Setelah ia bercermin. Ia keluar dari kamarnya dan melihat sebuah jejak. Dan ternyata jejak itu berasal dari cahaya. Dan jejak itu adalah jejak “ayam”

(Alya Fauziah)

Hilangnya Jejak Sinta

Adiknya belum pulang. Sinta pergi ke sungai untuk menemui adiknya yaitu Cici.  Di Sungai ia membasuh wajahnya. Tiba-tiba  mata Sinta pun kelilipan. Untungnya Sinta membawa cermin untuk melihat keadaan matanya.

Karena saking asiknya bercermin, Sinta kehilangan jejak. Ia tidak menemukan adiknya. Ia mencari adiknya sampai ke dalam hutan. Cahaya matahari menyilaukan sehingga membuat mata Sinta semakin sakit.

Sinta lupa bahwa sekarang tayang  episode terakhir dari film yang disukainya. Ia ingin cepat pulang karena tidak ingin ketinggalan cerita. Namun ia tidak tahu jalan. Ia tersesat. Sinta pun menangis di tengah hutan.

Kakaknya belum pulang. Cici pergi ke hutan untuk mencari kakaknya yaitu Sinta. Ia mendengar suara tangisan di dalam hutan. Ternyata itu Sinta sedang menangis sendirian. Lalu mereka pulang bersama.

Entah siapa sebenarnya yang hilang. Cici atau Sinta. Ataukah sebeanarnya mereka memang sudah hilang dari dulu?

(Betari)

Sungai yang Indah

Sungai itu sangat jernih dan sangat deras. Berasal dari mata air gunung itu. Seperti menggambarkan sebuah cermin yang berkilau.

Air itu mengikuti sebuah jejak.Yaitu jejak cahaya matahari pada pagi hari.  Terakhir ku melihat sungai yang begitu indah di pandang.

(Marsha A)

Sungai Sumber Hidup Manusia

Sungai mengalir dengan cepat ataupun lambat. Mata adalah untuk melihat sungai cepat atau lambat. Cermin ada juga cermin air supaya apa yang terjadi pada kita, kita bisa melihat air.

Air juga bisa punya jejak kalau misalnya kita terkena air. Kita bisa melihat tapak kaki kita.

Kitapun bisa melihat cahaya dari air. Terakhir air pula jangan dianggap remeh karena air bisa melihat seperti cermin kita bisa melihat jejak orang dari air, dan kita bisa melihat cahaya dari air.

(Daniel)

Sungai

Suatu hari ada sungai yang airnya jernih dan ada seorang anak kecil. Anak kecil itu melihat dengan matanya ke sungai. Lalu ia melihat cerminan dirinya. Setelah itu, ia melihat jejak dan ia mengikutinya. Lalu ia melihat cahaya yang sangat terang di ujung sungai. Lalu ada seorang kakek-kakek di depan cahaya yang sangat terang lalu ia memberitahukan ke anak kecil itu bahwa sungai itu adalah sungai terakhir yang tidak boleh tercemar.

(Vilda Zahra A)

Loka anak Nakal

Suatu hari ada anak nakal yang merasa paling imut. Ia bernama Loka. Ia menuju sungai dan ia membuang sampah sembarangan

Lalu ia melihat makhluk bermata satu berwajah segitiga dan berkata, “Hai, Loka kau seenaknya buang sampah di rumahku?”

Loka pun terkejut sambil ketakutan. Lalu Loka pun berkata maaf, “Aku lupa karena dikejar deadline Matematika!”

Lalu makhluk itu berkata. “Ih, Kamu punya cermin ga sih? Kau malah buang sampah di sini?” Sambil marah menunjuk sampah yang menggunung. “Bagaimana kalau rumahmu di lempar sampah seperti ini?”

Lalu Loka dikutuk menjadi kera. Setelah menjadi kera, ia tersesat dan memiliki ide untuk membuat jejak setiap tempat yang ia lewati. Lalu membuang sampah lagi sebagai jejaknya.

Tak lama kemudian ia melihat cahaya yang sangat terang dan dari cahaya itu keluar suara. “Hei, Loka jika kamu mau terbebas dari kutukanmu. Kau harus berjanji tidak akan pernah buang sampah sembarangan, karena nanti sungai itu akan tercemar dan kotor dengan bau yang sangat menyengat.”

Lalu cahaya itu pun hilang entah kemana.

Setelah pikir panjang Loka merasa bersalah dan malu karena berbuat demikian. Dan ia berjanji tidak akan melakukan hal tersebut sampai akhir hidupnya

Lalu ia terbangun dari mimpi. Dan bersyukur bisa diberi kesempatan menjadi anak yang baik.

Ia berjanji tidak akan membuang sampah sembarangan. Dan akan menjaga kebersihan sungai.

(M.Naufal)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun