Meningkatnya permintaan telur asin yang tidak diimbangi kapasitas produksi melatari lima mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya ( FTP) berinovasi dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Teknologi (PKM-T) Dikti 2016. Selama ini, pengasinan telur bebek dengan cara konvensional menggunakan media batu bata pada proses produksi telur asin. Hal ini membutuhkan waktu yang relatif lama sehingga hanya mampu memenuhi sepertiga permintaan pasar.
Berangkat dari pemikiran untuk memaksimalkan kapasitas produksi, melatari Ahmad Habib Elfikri (TEP 2013), Amilia Choirurachma (TEP 2012), Syaifa Nuraini (TIP 2013), Danuh Kanara (TEP 2013), dan Sri Mursidah (TIP 2013) dibawah bimbingan Dewi Maya Maharani, STP, M.Sc membuat mesin pengasin telur, OSMART (Osmotic Salted Egg Maker Technology). OSMART merupakan alat untuk mengasinkan telur berbasis osmosis menggunakan tekanan udara yang bersumber dari kompresor.
Pada sosialisasi yang dilakukan di UD Rukun Jaya, Jalan Diponegoro Gang 3 No. 41 Sisir Kota Batu, Minggu (15/05/16) lalu OSMART dapat mengasinkan 300 butir telur dalam waktu 3 hari. Padahal pengasinan telur dengan metode biasa membutuhkan waktu 10-14 hari. Dengan demikian, OSMART dapat mengoptimalkan kapasitas produksi secara signifikan.
Dipaparkan Amilia Choirurachma, alat ini tengah menjajagi proses paten. “Saat ini OSMART tengah kami urus Hak Patennya melalui LPPM UB. Kedepan kami harap alat ini dapat diproduksi secara massal mengingat fungsinya bagi UKM atau industri rumahan,” pungkasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H