YANG PALING MEMBUTUHKAN tenaga ekstra agar bisa bersabar dan tahan hati adalah ketika disalah- pahami oleh orang-orang yang kita cintai. Cinta orang tua sering gagal dimengerti oleh anak-anaknya. Ruang batin dan cakrawala jiwa orang tua memang terlalu luas dan dalam untk bisa dijamah oleh subyektifitas perasaan anak-anaknya. Tetapi anak memang tidak wajib paham, orang tualah yang akan ditagih untuk memiliki persediaan sabar tak terbatas. Hingga kelak, anak-anak beranjak dewasa dan mampu menerjemahkan cinta orang tua.
Dalam hati orang tua tersimpan 'rindu' yang tak terkira gelombang kasih sayangnya, meledak-ledak, mengalun dalam luapan-luapan rasa aneh dan misterius. Se-bengal dan se-kisruh apapun perilaku anak-anaknya, orang tua sebenarnya senantiasa menginvestasikan sebutir air mata dalam doanya setiap malam untuk kebahagian anak-anaknya.
Yang harus segera dipahami oleh para anak, ( baik anak secara biologis atau berbagai persambungan kultural yang memenuhi syarat hubungan sebagai anak dan orang tua ) adalah bahwa, Tuhan sangat mempertimbangkan 'perasaan hati' orang tuamu dalam bersikap kepadamu. Ketika hati orang tua gembira oelh perilakumu, Tuhan pun senang kepadamu, begitu pula sebaliknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H