Mohon tunggu...
agussugito
agussugito Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mencari Idola Penulis dan Komentator Sopan

24 April 2016   19:03 Diperbarui: 24 April 2016   19:07 619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sekarang saya percaya menulis artikel di Kompasiana itu tidak susah , tidak perlu minder dan tidak perlu takut seperti perasaan saya sebelumnya. Sebelumnya rasa minder dan takut itu sangat menghantui perasaan saya. Apalagi kalau melihat profil Kompasianer kompasianer senior yang jumlah tulisannya sudah seratusan bahkan ada yang sampai ribuan artikel.Tap dengan kekuatan rasa percaya , satu langkah , saya sudah mengalahkan ketakutan pada diri saya.

Seperti diajarkan oleh para senior dan seniorita dikompasiana ini ,untuk membuat sebuah tulisan dibutuhkan data atau informasi dan juga inspirasi. Alhamdulillah  data atau informasi juga   saya dapatkan dari kompasiana ini,  sehingga dapat memberi saya inspirasi untuk menulis artikel ini.  Tidak jauh jauh dan tidak sulit sulit, inspirasi saya kembali menulis muncul  setelah saya membaca Kompasiana dan memberi komentar . jadi intinya seluruh materi tulisan ini datanya bersumber dari Kompasiana.

Sebagai penulis pemula saya belum punya jati diri [ sok keren ] , masih terombang ambing, apakah saya pro Ahok atau anti Ahok.,. Tapi saya harus mau jujur mengatakan bahwa saya bersimpati  simpati sama Ahok. Alasannya.. ? Karena Ahok sebagai Kepala Daerah , menurut saya sudah  membuat perubahan, berani transparan, berani memecat anak buahnya yang korupsi . berani melawan DPRD DKI. itu point hebat menurut saya.informasi tentang Ahok hanya saya dapatkan dari media baik cetak mapun elektronik.

Kenapa saya hanya mengatakan sebagai simpatisan Ahok ? karena memang saya bukan warga DKI jadi tidak punya hak pilih, kalau saya warga DKI saya pastikan diri saya menjadi relawan Teman Ahok.  [ tidak mau berbohong seperti revaputra mengaku orang DKI tinggal di Salemba ,tapi tidak tau Pondok Gede masuk wilayah Bekasi.buat saya mengaku aku itu suatu perbuatan nista, memalukan, tapi tidak buat sirevaputra , dia punya kepintaran, , tapi sayang tidak punya rasa malu ]

Kembali kenapa saya harus bersimpati kepada Ahok, alasannya sederhana, saya membandingkan Kepala Daerah saya [ saya tinggal disebuah kabupaten di Jawa Timur  jaraknya sekitar 60 sd 120  km lebih dari Surabaya kearah barat silahkan tebak ikut Kab Mojokerto, Jombang atau Nganjuk terserah  ] intinya yang ingin saya katakan. Kalau di DKI jabatan Eselon dilelang secara terbuka, didaerah saya jabatan Eselon dijual secara tunai. bahkan untuk jabatan Kepala Sekolah SD SMP. SMA/K banyak yang kosong karena tidak ada yang berani bayar tunai.proyek infra struktur dikuasai oleh jaringan Kepala Daerah. soal ini saya kira polanya sama dengan daerah lain .

Kepala Daerah ditempat saya sangat mesra dengan DPRD [ seharusnya memang harus harmonis ] dan Kepala Daerah senang  memelihara Kepala SKPD yang dapat menjadi ATM. Beda dengan Ahok di DKI,  Gubernur dengan DPRD seperti kucing dan tikus, memecat Kepala SKPD atau pegawainya yang korupsi dimutasi atau bahkan dipecat, itulah mengapa saya simpati terhadap Ahok.berani tidak populer, untuk sebuah perubahan.

Karena saya simpatisan Ahok , jelas saya mencoba membela Ahok , tapi tidak membabi buta. kalau Ahok salah ya salah saja, kalau Ahok terbukti Korupsi ya ditangkap, tidak masalah Kalau mulut Ahok tidak ramah ya itu faktanya, tapi sampai saat ini saya masih percaya Ahok .

Sebernarnya saya ingin mencari patron dalam menulis yang bagus dan melihat komentator yang sopan. , Sebagai penulis baru, saya harus katakan dan mengakui bahwa  saya adalah plagiator, apalagi saat menullis artikel ini, semuanya berasal dan saya kutip dari komentar dan tulisan antara anti Ahok dan pro Ahok. Menjadi peniru tulisan dan komentar itu menurut saya sangat mudah , tinggal meniru, karena saya masih terombang ambing dan belum punya jatidiri sebagai penulis yang punya standard maka saya menulis dan berkomentar ya menurut saya saja dan adakalanya sering terpengaruh irama dan juga  emosi dan meniru ucapan kata yang diucapkan  lawan debat. ..

Saya berkomentar dibeberapa artikel, .diantaranya  saya mulai dari kutipan [ sedikit ] dialog komentar antara Gatot Swandito dengan Mike Reyssent, agussugito, stefanus sarion dalam tulisan Gatot Swandito Judul " Ketika BPK Ber- shakespeare Kompasiana 22 April 2016. Diantara kutipannya :

GATOT SWANDITO  : Pertanyaanya sederhana ada 2 bidang tanah dengan 2 sertifikat, tapi hanya 1 PBB salah atau benar ?   Kalau menurut Ahok dan kawananya itu benar silahkan saja,    tp menurut saya salah . Katakanlah Ahok jg mikir itu salah kenapa bertransaksi atas dokumen yg salah , kan itu masalahnya.

MIKE REYSESSNT  : Pertanyaan saya sah ga ?   itu aja mas, simpelkan ? ga muter kesana kemari , ga pakai 2 atau 1 segala macam , maunya Ahok transaksi ga berdasarkan  surat gitukan ? cihuyyyyy

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun