Setiap menunaikan salat berjamaah di musalla perumahan, selalu muncul rasa tidak nyaman. Dan tidak jarang menimbulkan ketidakkhusukan dalam beribadah. Penginnya pindah musalla lain, tapi rasanya kok tidak bijak.
Penyebab semua itu apalagi kalau bukan tingkah polah anak-anak yang juga ikut salat berjamaah. Mereka selalu memulai salat belakangan, padahal mereka sudah berada di tempat itu lama.
Saat salat berjalan, mereka pun ribut. Selalu ada canda selama salat, suara cekikikan, bahkan bersuara keras saat mengucapkan aamiin.
Hal yang membuat saya dan beberapa teman tidak habis pikir, anak-anak tersebut menempuh pendidikan di sekolah berbasis keagamaan terpandang di kota kami.
Pertanyaan yang kemudian muncul, apakah hal ini juga mereka lakukan di sekolah? Saya yakin jawabannya tidak. Mereka pasti menunaikan salat seperti apa yang diajarkan di sekolah tersebut.
Peran Serta Orang Tua Sangat Diperlukan
Perbedaan perilaku anak tersebut antara di sekolah dengan di rumah, pasti ada sebabnya. Jika di sekolah, pihak guru melakukan pengawasan dan selalu menegur saat anak melakukan kesalahan.
Lain halnya dengan di rumah. Tidak semua orang melakukan apa yang dilakukan sekolah. Mereka terkesan sudah pasrah dengan apa yang dilakukan sekolah.
Hal inilah yang terjadi di lingkungan kami. Orang tua yang kebetulan berada di dekat mereka, tampak tidak pernah menegur perilaku anak tersebut.
Sementara kami yang berada di pihak lain, merasa tidak enak hati untuk menegurnya. Kami takut jika hal ini menyinggung mereka.