Mohon tunggu...
agus siswanto
agus siswanto Mohon Tunggu... Guru - tak mungkin berlabuh jika dayung tak terkayuh.

Guru Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ironi Guru Honorer, Dulu Disayang-sayang Kini malah Terbuang

17 Juli 2024   14:14 Diperbarui: 17 Juli 2024   16:28 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalaupun sekolah akan mengangkat, diharuskan melakukan koordinasi dengan pihak Disdik. Jika mungkin diambilkan dari sekolah lain, terkait kekurangan guru, tenaga guru honorer itu tercatat di Disdik.

Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari penumpukan guru honorer. Sebab ke depannya ketika para guru tersebut menuntut pengangkatan, akan muncul masalah baru bagi BKN maupun Kemenpan-RB.

Sebab sampai saat ini ribuan tenaga honorer termasuk guru belum terangkat. Janji pemerintah untuk mengangkat mereka paling lambat bulan Desember 2024, belum jelas.

Sehingga, ketika tenaga guru honorer terus bertambah, akan mendatangkan masalah yang lebih rumit.

Guru-Guru PPPK Menggeser Keberadaan Guru Honorer

Apa yang ditakutkan pemerintah pada akhirnya terjadi. Ketika guru-guru honorer yang telah diangkat melalui formula PPPK ditempatkan, mereka pun harus berhadapan dengan guru honorer yang ada di sekolah tersebut.

Secara hukum, kedudukan guru-guru PPPK jauh lebih kuat karena mereka memegang SK Pengangkatan. Selain itu, mereka pun harus segera melaksanakan tugas agar hak-hak mereka terpenuhi.

Situasi inilah yang membuat pusing pihak sekolah. Tudingan habis manis sepah dibuang pun bermunculan. Para guru honorer tersebut dahulu sangat diharapkan, kini mereka justru diberhentikan.

Situasi di Jakarta ini hanya sebagian kecil saja. Di wilayah Indonesia lain, lebih banyak lagi guru-guru honorer yang mengalami nasib serupa.

Lembah Tidar, 17 Juli 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun