Mohon tunggu...
agus siswanto
agus siswanto Mohon Tunggu... Guru - tak mungkin berlabuh jika dayung tak terkayuh.

Guru Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kali Kotak, Peninggalan Belanda di Magelang berupa Kali Kotak-Kotak

10 Juli 2024   13:32 Diperbarui: 11 Juli 2024   02:45 911
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kali Kotak, di jalan sempit antara Asrama Rindam IV Diponegoro dan Jl. Sriwijaya Magelang (Sumber gambar: dokumen pribadi)

Jika datang ke Magelang hati-hati jika mengatakan Kali Kotak. Sebab sebagian warga Magelang sendiri ada yang tidak paham. Pikir mereka sama antara Kali Kota dan Kali Kotak. Padahal meski hanya beda satu huruf, kedua tempat itu berbeda sama sekali.

Kali Kota sendiri adalah sebutan bagi sebuah akuadak yang memanjang laksana ular di tengah Kota Magelang. Penyebutan nama Kali Kota hanya datang pada saat ini saja. Sedang nama sebenarnya adalah Boog Kotta Leiding.

Kali yang berfungsi sebagai saluran irigasi ini berawal dari Kali Manggis di wilayah Pucangasari. Aliran saluran irigasi sepanjang 6,5 kilo meter ini mengakhiri sawah di wilayah Magelang Selatan.

Sementara itu, Kali Kotak adalah sebutan lanjutan Kali Manggis yang terdapat di dekat Asrama Tentara Rindam IV Diponegoro. Kali Kotak berada di samping jalan kecil yang memisahkan Asrama Rindam IV Diponegoro dengan Jalan Sriwijaya.

Jalan pintas antara Asrama Rindam IV Diponegoro dengan Jl Sriwijaya Magelang (Sumber gambar: dokumen pribadi)
Jalan pintas antara Asrama Rindam IV Diponegoro dengan Jl Sriwijaya Magelang (Sumber gambar: dokumen pribadi)

Pemberian nama Kali Kotak didasarkan bentuk kali tersebut yang kotak-kotak. Setiap sekitar 5 meter kali tersebut terdapat balok-balok yang melintang di atas kali. Sehingga jika diamati bangunan kali tersebut berupa kotak-kotak.

Keberadaan balok-balok tersebut bukannya tanpa arti. Pembuatan balok-balok melintang tersebut untuk 'mengikat' agar kali tersebut tidak jebol. Sebab di sebelah timur Kali Kotak berupa jurang yang kini menjadi tempat tinggal penduduk.

Kali Kotak sendiri merupakan kelanjutan Kali Manggis yang memanjang sejak dari wilayah Temanggung hingga Kabupaten Magelang sepanjang 40 kilo meter.

Bangunan Kali Kotak menjadi monumental karena hingga hari ini tekah berumur sekitar 2 abad. Hebatnya sampai hari ini masih berfungsi dengan baik dan tidak mengalami kebocoran. Padahal kalau sampai jebol, kampung yang ada di bawahnya pasti terendam.

Jika dilihat dari kampung di bawahnya, Kali Kotak tidak ubahnya bangunan-bangunan di Belanda yang berada di bawah sungai. Di sinilah terlihat kehebatan Belanda dalam merancang sebuah bangunan.

Pada saat teknologi bangun-membangun belum secanggih ini, mereka mampu mewujudkan sebuah karya yang hebat. Mereka mampu memadukan antara fungsi, segi estetika, dan keamanan bangunan tersebut.

Lembah Tidar, 10 Juli 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun