Saat membuka K-Rewards bulan Juni pandangan mata saya berhenti pada mekanisme baru perhitungan K-Rewards. Menurut admin, aturan ini akan mulai diterapkan per 1 Juli. Artinya penerimaan K-Rewards bulan Agustus nanti didasarkan pada mekanisme baru.
Saat merunut mekanisme baru tersebut, pandangan saya berhenti pada persyaratan baru yang diterapkan. Dalam aturan tersebut, setiap kompasianer wajib meraih 1 artikel headline dan 3 highlights.
Dan aturan tersebut hukumnya wajib. Dalam pemahaman saya (moga-moga salah), kompasianer yang tidak memenuhi syarat wajib itu tidak berhak untuk mendapatkan K-Rewards, berapa pun banyaknan kompasianer tersebut mempunyai viewers atau pembaca.
Syarat wajib inilah yang membuat saya deg-degan. Bagaimana tidak, saya adalah golongna kompasianer yang amat sangat jarang sekali berhubungan dengan headline. Bayangin, 10 tahun lebih jadi kompasianer baru mendapat 7 headline.
Saya sendiri periode bulan Juni ini mendapat K-Rewards yang cukup lumayan. Namun ini masih menggunakan mekanisme lama. Artinya, saya tidak pernah mendapat headline sama sekali. Jadi seandainya mekanisme baru itu berlaku bulan lalu, bisa jadi saya zonk alias tidak dapat apa-apa.
Jujur untuk menembus headline sampai hari ini saya tidak tahu jurusnya. Saya coba browsing pengalaman para headliners dan saya praktikkan. Gak pernah berhasil.
Malah dari salah seorang kompasianer mengatakan mendapat headline itu tidak ubahnya kejatuhan rembulan. Masih kata teman tadi, kadang tulisan yang dibuat dengan serius dengan target headline, eh ternyata meleset.
Giliran menulis tanpa beban. Mengangkat tema yang ringan. Begitu tampil, malah headline. Jadi kata sang teman tadi, nulis saja enggak usah mikir headline. Siapa tahu headline nongol sendiri.
Masih dari pemikiran saya, dengan makin berkurangnya mereka yang berhak atas K-Rewards maka makin besar K-Rewards yang akan diterima.
Ibarat sepotong kue tart jika dahulu dimakan 10 orang kini dimakan ber-5, pasti makin besar potongannya. Wah, menarik banget, nih.