Mohon tunggu...
agus siswanto
agus siswanto Mohon Tunggu... Guru - tak mungkin berlabuh jika dayung tak terkayuh.

Guru Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ketika Shin Tae-yong Berdiri di Persimpangan antara Piala AFF dan Kualifikasi Piala Dunia 2026

14 Juni 2024   10:22 Diperbarui: 14 Juni 2024   11:04 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selama 4 tahun masa kepelatihannya di Indonesia, Shin Tae-yong mempunyai 'hutang' yang hingga kini belum terbayar. Hutang itu adalah memboyong Piala AFF dan mempersembahkannya pada rakyat Indonesia. Prestasi paling tinggi hanya sebatas runner-up saja.

Lagu inilah yang kerap dinyanyikan para pengkritiknya. Peningkatan performa tanpak diiringi piala, sama saja dengan omong kosong. Hasil kerja selama ini dengan performa bagus di beberapa ajang, bahkan membuat nama Indonesia mulai diperhitungkan di Asia tetap belum cukup.

Mereka hanya butuh satu hal saja, Piala AFF, titik.

Kesempatan itu sebenarnya terbuka lebar dalam gelaran Piala AFF 2024 yang kini berubah nama menjadi Piala ASEAN 2024. Pada bulan November-Desember 2024, ajang ini akan digelar. Dengan skuad yang mampu diandalkan, Shin Tae-yong berkesempatan membayar lunas hutang tersebut. Apalagi secara psikologis skuad Shin Tae-yong merasa lebih dibandingkan 2 pesaingnya.

Namun hasil putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026 mengubah rencana itu. Pasca lolos ke babak ketiga, agenda padat terpampang di depan Shin Tae-yong dan anak asuhnya.


Berdasarkan jadwal yang dirilis AFC, Shin Tae-yong dan anak asuhnya akan memperjuangkan mimpi Piala Dunia 2026 mulai bulan September-Desember. Ajang ini berhimpitan dengan Piala AFF 2024.

Sehingga mustahil Shin Tae-yong menerjunkan skuad Kualifikasi Piala Dunia 2026 ke ajang Piala AFF. Menyatakan absen dari Piala AFF 2024, jelas hal yang tidak elok.

Situasi ini mengingatkan pembicaraan beberapa bulan yang lalu saat Erick Thohir mewacanakan membentuk 2 timnas. Timnas A akan berlaga di level Asia, sedangkan timnas B untuk level ASEAN. Masalah kualitas, jelas timnas A lebih baik.

Lama wacana itu menghilang, kini mau tidak mau wacana itu menjadi pembicaraan lagi. Sebab hanya ini satu-satunya cara. Menerjunkan 2 timnas di waktu bersamaan dalam ajang berbeda menjadi pilihan yang tidak dapat dihindarkan.

Lalu mungkinkah menugaskan Shin Tae-yong menukangi 2 timnas tersebut? Jelas juga hal yang tidak mungkin. Level persaingan yang semakin tinggi di putaran ketiga membuat Shin Tae-yong harus fokus dengan ajang tersebut.

Bagi Shin Tae-yong sendiri posisi ini tak ubahnya berdiri di persimpangan. Jika ingin menutup mulut pada pengkritiknya, Shin Tae-yong harus meraih Piala AFF. Namun jika mengacu pada standar kepentingan, ajang Kualifikasi Piala Dunia 2026, karena menyangkut kiprah Indonesia di pentas yang lebih tinggi.

Menghadapi situasi ini satu-satunya cara Shin Tae-yong untuk membungkam para pengkritiknya adalah raihan positif dalam putaran ketiga. Shin Tae-yong harus tunjukkan prestasi dengan melangkah sejauh mungkin di Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Lembah Tidar, 14 Juni 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun