Ajang Indonesia Open 2024 berakhir kemarin malam, Minggu (9/6/2024). Pemandangan miris terjadi di Istora Senayan, Jakarta karena tidak ada satu pun atlet tuan rumah berlaga di babak final. Yang lebih memalukan lagi, China rival Indonesia justru pesta gelar dengan meraup 4 gelar di ajang dengan kelas super 1.000 ini.
Memang ada wakil Indonesia yang bisa menyentuh babak semifinal, Sabar Karyaman/Reza Pahlevi. Namun perlu diingat kehadiran pasangan ini bukan mewakili PBSI. Para wakil PBSI hanya mentok di babak 8 besar, seperti Gregoria Mariska Tunjung dan Bagas/Fikri.
Ironis lagi, Anthony Ginting, Jonatan Christie, dan Fajar/Rian justru tersingkir di babak 32 besar. Sedang pemain lain tersingkir di babak 16 besar. Padahal, PBSI menerjunkan 30 wakil di ajang paling bergengsi ini.
"Tentunya dengan hasil yang sudah sama-sama kita ketahui sangat mengecewakan dan jauh dari harapan PBSI dan kita semua," kata Kabid Binpres PBSI, Ricky Subagja dilansir dari detiknews, Minggu (9/6/2024).
"Pemain di super 1.000 ini, kita tahu turnamen ini top level. Jadi yang pertama, bahwa kekecewaan yang begitu luar bias ini, kami hanya sampai quarterfinal yang Pelatnas, yang non Pelatnas di semifinal," lanjut Ricky Subagja.
Diakui atau tidak, hasil buruk ini menjadi tamparan keras buat PBSI. Apalagi di 3 ajang sebelumnya dalam Tur Asia BWF, tidak ada satu pun gelar mampu diraih. Di 3 turnamen tersebut, PBSI hanya mampu mengumpulkan prestasi di level runner up.
Kegeraman Ricky Subagja menjadi masuk akal saat disampaikan bahwa PBSI telah mengatur penampilan atlet-atletnya dalam beberapa turnamen sebelumnya. Dalam artian beberapa atlet top sengaja diistirahatkan untuk mengincar Indonesia Open 2024 sekaligus persiapan Olimpiade Paris 2024.
Hal ini terlihat pada Ginting dan Jojo. Keduanya baru diturunkan saat ajang Singapore Open 2024. Hasilnya pun sangat mengecewakan. Jojo tersingkir di babak 32 besar, sedangkan Ginting di 16 besar. Padahal, mereka baru saja menunjukkan performa hebatnya di All England 2024.
Secara teori absennya kedua andalan Indonesia dalam 2 ajang sebelumnya memberikan persiapan yang lebih matang. Keduanya terakhir turun dalam ajang Thomas Cup 2024.
Imbas dari rangkaian rekor buruk ini akan terjadi di ajang Olimpiade Paris 2024. Sebab poin yang mereka kumpulkan akan menempatkan wakil Indonesia dalam posisi tidak menguntungkan saat dilakukan drawing.
Dan jika hal itu terjadi, kesulitan besar bakal menghadang wakil-wakil Indonesia sekaligus memperkecil peluang untuk meraih gelar di ajang 4 tahunan ini.
Lembah Tidar, 10 Juni 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H