Pertanyaan besar kedua, mungkin saja hal ini menyangkut masalah mental. Dalam beberapa ajang baik Ginting maupun Jojo tidak stabil permainannya. Mereka mampu tampil bagus di All England 2024. Namun setelah itu, penampilan mereka mentok.
Dalam ajang sebelumnya, Jojo terhenti di babak 32 besar sedangkan Ginting di babak 16 besar. Kini di depan public sendiri yang seharusnya penuh dukungan justru keduanya terhenti di babak 32 besar.
PBSI Perlu Mencari Teroboan untuk Kaderisasi
Lepas dari semua itu, sebenarnya Ginting dan Jojo selama ini selalu memikul beban berat saat harus diturunkan. Lebarnya jarak kemampuan antara keduanya dengan para pelapis menjadi penyebab, sehingga dalam setiap ajang PBSI selalu mengirim keduanya.
PBSI harusnya iri pada China yang sukses melakukan regenerasi di berbagai nomor. Tengok saja di nomor tunggal putra, stok China begitu melimpah. Mulai dari Li Shifeng, Lu Guang Zu, dan Weng Hong Yang, sedangkan Shi Yu Qi pun masih eksis.
Faktor ini yang menjadi PR besar PBSI. Jika bicara masalah bibit, pasti banyak. Tinggal bagaimana proses seleksi dan pembinaannya.
Lembah Tidar, 6 Juni 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H