Mohon tunggu...
agus siswanto
agus siswanto Mohon Tunggu... Guru - tak mungkin berlabuh jika dayung tak terkayuh.

Guru Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Thomas Cup 2024: Gagal Kalahkan China, Hasil yang Patut Disayangkan

6 Mei 2024   08:56 Diperbarui: 6 Mei 2024   09:01 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fajar/Rian gagal sumbang poin bagi tim Thomas Indonesia (Sumber gambar: instagram.com/@badminton.ina)

Berbeda dengan kekalahan yang menimpa tim Uber Indonesia, apa yang menimpa tim Thomas Indonesia patut disayangkan. Seperti diketahui, tadi malam, Minggu (5/5/2024), Indonesia gagal meraih Thomas Cup 2024 ini setelah dikalahkan China 1-3.

Kekalahan ini patut disayangkan, sebab meskipun sedikit, tim Thomas Indonesia punya potensi untuk merebut kemenangan. Secara kekuatan kedua negara hampir berimbang, jika pun ada jarak, tidak terlalu lebar.

Sehingga kalaupun harus meraih kemenangan atau pun kekalahan, skor 3-2 seharusnya yang terpampang di papan skor antara Indonesia dan China. Partai penentu akan terjadi pada partai kelima antara Chico Aura Wardoyo melawan Lu Guang Zhu.

Hitung-hitungannya, Indonesia mampu meraih angka dari Jonatan Christie dan salah satu dari ganda putra Indonesia. Sementara posisi Anthony Ginting dianggap tidak akan meraih kemenangan, sebab kalaupun dipasang di tunggal kedua berhadapan dengan Li Shifeng, kans menang Ginting tetap kecil.

Bencana bagi tim Thomas Indonesia justru terjadi pada ganda putra pertama, Fajar/Rian. Seharusnya ganda putra pertama Indonesia ini mampu meraih satu angka kemenangan setelah Anthomy Ginting kalah di tangan Shi Yuqi.

Namun yang terjadi di lapangan justru sebaliknya. Inkonsistensi permainan Fajar/Rian membuat ambyar scenario kemenangan Indonesia. Inkonsistensi itu tampak bahwa di setiap awal gim Fajar/Rian memimpin, namun mereka gagal menang, kecuali di gim kedua.

Ironisnya, pasangan juara All England 2024 ini justru sering kehilangan angka akibat kesalahan sendiri. Mulai dari service error, kesalahan penempatan bola, mis komunikasi, dan lain-lain. Sehingga secara hitungan, Fajar/Rian kalah oleh dirinya sendiri.

Penampilan Rian yang kurang bagus, membuat Fajar pun terkena imbasnya. Tampak ada kesan tegang di wajah Rian sepanjang permainan. Hal ini disebabkan beberapa kesalahan yang dilakukannya.

Ketika Fajar/Rian gagal meraih kemenangan, beban berat harus ditanggung Bagas/Fikri. Sumbangan poin yang diberikan Jonatan Christie yang seharusnya ditambah oleh Bagas/Fikri gagal dilakukan.

Bagas/Fikri gagal mengatasi He Ji Ting/Ren Xiang yang bermain begitu semangat. Sebenarnya Bagas/Fikri telah melakukan upaya yang tidak kurang. Namun permainan cepat yang coba dikembangkan mampu dipatahkan oleh pasangan China Ini.

Lewat kegagalan ini pembenahan perlu dilakukan PBSI berkaitan dengan para pemainnya. Kaderisasi tetap harus menjadi prioritas utama, terutama disektor tunggal. Prestasi beberapa pemain muda perlu didorong agar segera mampu sejajar dengan para seniornya, sehingga memudahkan dalam penyusunan pemain dalam nomor beregu.

Lembah Tidar, 6 Mei 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun