Mohon tunggu...
agus siswanto
agus siswanto Mohon Tunggu... Guru - tak mungkin berlabuh jika dayung tak terkayuh.

Guru Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Uber Cup 2024: Kalah dari China 0-3, Bukan Sesuatu yang Pantas untuk Disesali

5 Mei 2024   13:21 Diperbarui: 5 Mei 2024   13:30 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam babak final Uber Cup 2024 yang digelar pada Minggu (5/4/2024), tim Uber Indonesia harus mengakui keunggulan China. Skor 3-0 dibukukan China atas Indonesia tanpa menyisakan satu angka pun.

Ditimbang dari segi apapun, kekalahan ini memang harus diterima tin Uber Indonesia. Pasalnya China mempunyai kekuatan putri paling merata di antara peserta yang ada. Kalaupun ada yang mampu mengimbangi hanya Korea Selatan.

Sedangkan Indonesia sendiri, seperti diketahui public sektor putri mengalami kemunduran luar biasa. Regenerasi pasca Susi Susanti hingga hari ini belum berjalan mulus. Di sektor tunggal masih bertumpu pada Georgia Mariska Tunjung atau Jorji.

Pelapis Jorji terlalu jauh jaraknya. Ironisnya, di level ini Jorji hampir selalu mengalami kekalahan dari lawan-lawannya, mulai dari An See Young, Chou Yen Fei, Tai Tzu Ying, maupun Akane Yamaguchi.

Sektor ganda pun setali tiga uang. Pasangan Apriyani/Siti Fadia masih belum stabil penampilannya. Mereka lebih sering kalah jika berhadapan dengan ganda China, Korea Selatan, dan Jepang.

Berkaca dari ini semua, maka kekalahan dari China bukan sesuatu yang pantas untuk disesali. Langkah Indonesia mencapai babak final saja sudah merupakan sebuah lompatan besar. Dapat dibayangkan untuk mencapai momen ini dibutuhkan waktu 16 tahun.

Bangkitnya para Pemain Muda

Sisi plus dari hasil Uber Cup 2024 ini adalah bangkitnya para pemain muda. Saat PBSI merilis skuat tim Uber Indonesia, tampak nada pesimis di kalangan pecinta bulutangkis. Pemain senior yang ada hanya Jorji dan Apriyani Rahayu.

Namun mau apa lagi, memang itu 'stok' yang tersedia. Mau diputar dengan cara apapun, yang tersedia ya hanya pemain itu.

Ternyata anggapan itu dihancurkan oleh para pemain muda. Di babak semifinal Ester Nurumi dan Komang Ayu membuktikan ketangguhannya. Diakui atau tidak dua sosok ini memberikan sumbangan penting bagi lolosnya tim Uber Indonesia ke babak final.

Perjuangan Komang Ayu yang bermain di partai kelima, bukan hal yang mudah. Karena Komang Ayu menjadi penentu nasib tim Uber Indonesia. Bagi seorang pemain muda, jelas  beban yang tidak ringan. Nyatanya Komang Ayu mampu buktikan diri mampu.

Dalam partai final berhadapan dengan China, Ester kembali menunjukkan ketangguhannya. Bermain di partai ketiga, Ester akan menjadi pembuka jalan tim Uber Indonesia setelah 2 partai sebelumnya gagal meraih kemenangan.

Ester ternyata mampu menyulitkan He Bing Jao, bahkan memaksanya bermain rubber game. Di gim ketiga pun sempat terjadi kejar-mengejar poin. Hanya sayang di angka 15, langkah Ester terhenti.

Berkaca dari hasil tersebut, sudah saatnya PBSI mulai mendorong para pemain muda bertambah jam terbangnya. Mengirim mereka pada turnamen yang tepat, akan membantu mereka berkembang. Jangan bebankan semua pada Jorji, kasihan!

Lembah Tidar, 5 Mei 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun