Dalam seminggu terakhir, viral di berbagai media tentang kasus cukur rambut di beberapa sekolah. Dua kejadian terakhir terjadi di Kota Lamongan dan Kabupaten Samosir.
Di Lamongan kasus meruak saat seorang guru Bahasa Inggris melakukan razia terhadap siswi yang tidak memakai ciput. Ke-19 siswi tersebut dipotong rambutnya hingga tersebar ke mana-mana beritanya.
Belum selesai kasus tersebut, muncul kasus lain di Kabupaten Samosir. Kali ini seorang guru mencukut siswa sebuah SMP hingga nyaris botak. Tak ayal hal ini menimbulkan protes dari orang tua siswa.
Langkah beberapa guru tersebut tentu saja telah mengalami beberapa pertimbangan. Prosedur pun telah dilakukan, mulai dari peringatan kesatu hingga entah yang ke sekian kalinya. Sehingga saat langkah itu diambil, maka semua proses telah dilalui.
Nah, kalaupun ada yang salah mungkin pada apa yang dilakukan oleh guru saat mengeksekusi. Langkah yang dilakukan bisa jadi berlebihan, seperti apa yang terjadi di Kabupaten Samosir. Akan lebih bijak jika sekolah melakukan hukum cukur rambut dengan mendatangkan ahlinya. Sehingga hasil cukur yang didapatkan tidak asal, akan tetapi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Namun dengan tanpa bermaksud membela korp guru, pelanggaran yang dilakukan siswa terkait dengan model rambut seharusnya juga menjadi perhatian orang tua. Terutama bagi siswa laki-laki, model rambut yang tidak sesuai aturan pasti terlihat langsung oleh orang tua. Misalkan saja rambut yang terlalu panjang, dicat, dipotong model yang tidak layak, dan lain-lain.
Ketika melihat hal seperti ini, orang tua pun wajib untuk menegur anak. Sebab setiap sekolah pasti mempunyai peraturan yang harus diikuti, terutama dalam urusan rambut. Dan setiap orang tua pun tahu akan hal ini.
Ironisnya, kepedulian orang tua akhir-akhir ini begitu rendah. Mereka baru bereaksi ketika sekolah melakukan hukuman terhadap anak. Dengan begitu mudahnya akses informasi lewat media sosial, mereka menyebarluaskan semuanya, dan menumpahkan kesalahan pada pihak sekolah.
Hal inilah yang sebenarnya tidak fair. Pelanggaran yang berujung pada hukuman, justru dihadapi dengan reaksi yang berlebihan. Sehingga akibat tekanan berbagai pihak, sekolah justru dalam posisi yang disalahkan.
Adakah solusi atas masalah ini? Jelas ada. Semua akan menjadi baik seandainya terjalin komunikasi yang baik antara sekolah dan orang tua. Pelanggaran yang telah dilakukan siswa sebaiknya diikuti dengan pemanggilan orang tua.