Secara hitungan, capres yang akan berlaga di Pilpres 2024 sudah jelas. Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo sudah jelas memastikan diri. Partai pengusungnya pun sudah jelas. PDI P secara tegas usung Ganjar Pranowo.
Seperti halnya Pilpres lima tahun yang lalu, kunci permainan muncul dari kalangan para pendamping. Sampai detik ini, ketiga capres masih menyimpan pendamping yang akan diusungnya. Bahkan Anies Baswedan yang hanya terdiri dari 3 partai pengusung pun masih tutup mulut.
Pertanyaan muncul apakah hal ini akan berjalan hingga last minute, seperti 5 tahun yang lalu. Masih kuat dalam ingatan kita, bagaimana tarik ulur antara kubu Jokowi dengan Prabowo Subianto. Ibarat bermain kartu, keduanya belum berani melepas kartu as yang dimiliki.
Maka ketika nama Mahfud MD saat itu diisukan mendampingi Jokowi, tampaknya semua akan selesai. Namun secara mengejutkan, justru Maaruf Amin yang berdiri di sebelah Jokowi. Sementara Prabowo Subianto menggandeng kader internal, Sandiaga Uno.
Situasi ini yang tampaknya terjdai saat ini. Ketiga capres masih rapat menyimpan calon yang akan mendampinginya. Barangkali ini sebagai cara agar strategi mereka tidak terbaca.
Mencermati situasi semacam ini, PDI P secara terbuka melakukan langkah yang berani. Tanpa ragu PDI P menyampaikan serangkaian nama yang masuk dalam radar PDI P untuk mendampingi Ganjar Pranowo dalam Pipres 2024.
Langkah ini tampak semakin berani, karena secara terus terang mereka pun menyebut sosok AHY sebagai calon potensial pendamping Ganjar Pranowo. Langkah ini terhitung berani, sebab AHY sendiri digadang-gadang akan mendampingi Anies Baswedan.
Sementara itu, AHY sendiri sedang berdiri pada posisi ragu berkaitan dengan cawapres pendamping Anies Baswedan. Sebab hingga sekian lama, Koalisi Perubahan di mana Demokrat berlabuh belum juga mengambil keputusan. Sementara, Demokrat sendiri sudah beberapa kali mendesaknya.
Ketidaksabaran inilah mungkin yang dimanfaatkan PDI P. Terbukti pengungkapan nama itu masih diikuti langkah lanjutan, yaitu pertemuan informal antara Puan Maharani dan AHY. Sinyal lain tampak juga dari adanya 'restu' SBY akan pertemuan tersebut.
Melihat langkah PDI P ini, muncul spekulasi apakah langkah yang ditempuh ini serius, atau sekedar 'menggoda' Demokrat saja. Atau lebih jauh lagi, 'memaksa' Koalisi Perubahan agar segera menetapkan AHY sebagai cawapres pendamping Anies Baswedan.
Hal ini dianggap penting. Jika memang Koalisi Perubahan menentukan AHY sebagai cawapres, maka PDI P akan lebih mudah dalam mengatur strategi. Mereka bisa segera melakukan langkah lanjutan untuk pemenangan Ganjar Pranowo, termasuk dalam penentuan cawapres pendampingnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H