Mohon tunggu...
agus siswanto
agus siswanto Mohon Tunggu... Guru - tak mungkin berlabuh jika dayung tak terkayuh.

Guru Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Menebak ke Mana Hati Jokowi Berlabuh di Pilpres 2024

2 Juli 2023   08:23 Diperbarui: 2 Juli 2023   08:30 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suasana yang semula adem ayem ini seketika berubah, terutama bagi Jokowi dan Prabowo Subianto. Pada 21 April 2023, Jokowi mendapat panggilan untuk merapat dengan segenap pengurus pusat PDI P. Sebuah panggilan yang tidak mungkin ditolaj oleh Jokowi sebagai kader partai.

Ternyata undangan tersebut adalah undangan pengumuman calon presiden yang akan diusung PDI P. Dibilang mendadak, wajar saja. Sebab sebelum itu, PDI P merencanakan mengumumkan calon presidennya pada 1 Juni 2023.

Dalam pengumuman disampaikan bahwa Ganjar Pranowo adalah sosok yang akan diusung PDI P dalam Pilpres 2024. Sebagai konsekuensi dari semua itu, maka setiap kader partai harus menerima sebuah amanat untuk memenangkan Ganjar Pranowo.

Situasi inilah yang membuat gundah Jokowi. Jalinan hubungan era tantara dirinya dengan Prabowo Subianto selama ini, berada pada titik gamang. Bagaimanapun juga, dia harus mengamankan keputusan partai.

Sikap Jokowi sendiri terkesan meng-endorse Prabowo Subianto selama ini, bukannya tanpa sebab. Sikap PDI P yang belum segera menentukan calon presiden yang akan diusung mungkin menjadi penyebabnya.

Sementara Jokowi sendiri ingin segera mengetahui calon pengganti yang akan mengamankan berbagai kebijakannya selama ini. Pilihan yang jelas ada pada Prabowo Subianto, bukan pada Anies Baswedan yang juga telah dideklarasikan Nasdem.

Pertimbangan inilah yang menjadi dasar langkah Jokowi. Langkah lambat dari PDI P, dianggap akan mengganggu apa yang menjadi angan-angan Jokowi.

Jokowi Berdiri di Dua Kaki

Posisi ini memaksa Jokowi harus berdiri di dua kaki. Satu kaki masih ada pada Prabowo Subianto, kaki lainnya harus berada pada Ganjar Pranowo. Tentu saja bukan hal yang mudah untuk dilakukan.

Di sisi lain, Gerindra pun melakukan berbagai manuver dengan mengekspose kedekatan Prabowo Subianto dengan Jokowi. Beberapa poster yang tampil, menunjukkan betapa dekatnya hubungan kedua tokoh ini.

Bahkan saat Jokowi mengundang Prabowo dalam sebuah jamuan makan, muncul berbagai spekulasi dari berbagai pihak. Hal itu menunjukkan belum lepasnya hubungan baik keduanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun