Mohon tunggu...
agus siswanto
agus siswanto Mohon Tunggu... Guru - tak mungkin berlabuh jika dayung tak terkayuh.

Guru Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

"Dansa Poco-Poco" PAN di Antara Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo

4 Juni 2023   13:51 Diperbarui: 4 Juni 2023   14:08 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana 'mesra' sambutan unsur pimpinan PDI P pada PAN. (sumber: detikcom)

Bukan PAN kalua tidak bikin berita. Paling tidak kenyataan itu yang muncul saat Zulhas, sang Ketua Umum PAN memutuskan membangun dialog dengan PDI P. Dari PDI P sendiri sambutannya begitu luar biasa.

Pada 2 Juni 2023 itu, tidak tanggung-tanggung Zulkifli Hasan beserta petinggi lain berkunjung ke Kantor Pusat PDI P di Jakarta Pusat. Omongan di luar pun berkembang. Urusan apa yang dibahas kalau bukan urusan dukung-mendukung.

Hal ini pun diamini kedua belah pihak. Dalam pertemuan itu, PDI P menerima sang tamu dengan paket lengkap. Dalam artian selain Megawati sendiri, hadir pula Puan Maharani, Ganjar Pranowo, dan Hasto Kristiyanto sang Sekretaris Jendral PDI P. Dari sosok-sosok hadir, jelaslah bahwa urusan capres yang menjadi pokok bahasan utama.

Namun pasca pertemuan, alih-alih menyatakan dukungan, dengan diplomatis PAN pun mengelak. Disampaikan bahwa pertemuan tersebut belum final, masih ada pertemuan lanjutan. Disampaikan pula bahwa dalam pertemuan tersebut Megawati menawarkan Ganjar Pranowo sebagai capres yang akan didukung PAN.

Upaya mengelak ini diakui atau tidak adalah dalam rangka meningkatkan posisi tawar PAN. Sebab selama ini baru PPP yang secara tegas mendukung Ganjar Pranowo sebagai capres yang didukung. Itu pun masih belum dilanjutkan pembicaraan lain, termasuk masalah capres.

Dalam hitungan matematis, posisi PAN sendiri relative masih bebas. Dari kunjungan ini, tampak bahwa posisi kaki PAN ada di 3 tempat. Pertama dengan Golongan Karya saat mereka bersepakat membentu Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

Dalam paket ini, meskipun belum terlalu mengkristal sudah ada sebuah wacana menuju 2024. Wacana itu berupa paket Airlangga Sutarto sebagai capres, sedangkan Zulkifli Hasan sebagai cawapres. Otomatis jika paket ini terwujud, mereka akan menjadi koalisi mandiri.

Wacana lain adalah proyek besar membentu koalisi besar. Koalisi yang terdiri dari Koalisi Indonesia Raya (KIR) yang beranggotakan Gerindra dan PKB, dan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) terdiri dari Golongkan Karya dan PAN.

Dalam wacana kedua ini jelas Prabowo Subianto sebagai capresnya. Hal-hal yang mungkin masih dirembug adalah cawapres yang akan mendampingi. Jika benar ada 3 partai selain Gerindra yang bergabung, maka ketiganya sama-sama punya potensi menduduki kursi ini.

Sedangkan wacana ketiga dapat terjadi jika saja PAN menyambut ajakan Megawati selaku Ketua Umum PDI P. Dengan menyambut ajakan tersebut, maka PAN akan duduk sejajar PPP. Sama dengan posisi di koalisi besar yang masih wacana, PAN pun mempunyai peluang untuk mengambil posisi strategis cawapres.

Berdasarkan hitungan ini, dansa poco-poco yang dilakukan PAN menjadi menarik. Sebagai parpol yang belum terikat secara formal dalam salah satu koalisi, maka hitungan matematis berkaitan dengan untung rugi bergabung jelas harus diperhitungkan. Maka rasanya kita tunggu saja keputusan apa yang akan diambil PAN dengan dansanya ini.

Lembah Tidar, 4 Juni 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun