Mohon tunggu...
agus siswanto
agus siswanto Mohon Tunggu... Guru - tak mungkin berlabuh jika dayung tak terkayuh.

Guru Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kisah Anisa di Brebes, Mengapa Pihak Sekolah Selalu Disalahkan?

1 Juni 2023   21:15 Diperbarui: 1 Juni 2023   21:20 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anisa Maharani siswi yang diminta mundur karena sering tidak masuk. (sumber: kompas.com)

Beberapa hari ini beredar di berbagai media tentang kisah Anisa Maharani. Seorang siswi di salah satu SMP kota Brebes, yang harus mengundurkan diri dari sekolah. Permasalahannya adalah karena terlalu sering tidak masuk.

Begitu kisah ini muncul di permukaan, seperti biasa puluhan bahkan ratusan komentar pun bermunculan. Termasuk pula berbagai narasi yang ditulis pada setiap media yang mengangkat kisah ini. ironisnya, hampir sebagian besar media menyalahkan pihak sekolah.

Bahkan sebagian media melebar ke permasalahan lain. Di antaranya adalah beberapa macam tarikan uang dari sekolah pada Anisa. Mulai dari uang komite, pendaftaran, dan iuran paving. Hal ini seperti apa yang disampaikan Isfandi, orang tua Anisa pada media.

Ketika giliran sekolah meminta Anisa membuat surat pengunduran diri dari sekolah, persoalan pun menjadi semakin rumit. Tudingan bahwa sekolah tidak mempunyai empati dan simpati terhadap apa yang tengah menimpa Anisa dan orang tuanya pun mengemuka.

Perlu diketahui bahwa ketidakhadiran Anisa di sekolah disebabkan 2 hal. Pertama, dia harus bergantian menjaga adiknya yang menderita gizi buruk, baik saat di rumah sakit maupun di rumah. Kedua, ketiadaan biaya untuk naik angkot dari rumah ke sekolah.

Jarak antara tempat tinggal dengan sekolah, relative jauh. Anisa tinggal di Tegal, sedangkan sekolah di mana Anisa menuntut ilmu berada di Brebes. Munculnya jarak yang demikian jauh dikarenakan orang tua Anisa pindah kontrakan dari Brebes ke Tegal.

Vonis yang ditujukan pada sekolah terkait kisah Anisa inilah, yang terkesan tidak adil. Sebab sebagian besar media hanya memandang dari satu sisi saja. Baik dari Anisa sendiri ataupun orang tuanya. Hanya sedikit yang meminta pendapat dari sekolah.

Padahal tanpa diminta pun sekolah pasti sudah melakukan berbagai langkah menghadapi masalah ini. Mulai dari keringanan pembayaran, kunjungan ke rumah (home visit), melakukan dialog dengan Anisa maupun orang tuanya, dan lain-lain.

Hal ini pasti sudah dilakukan, karena dalam suatu sekolah pasti ada wali kelas yang bertugas mengampu siswa satu kelas. Sehingga apa pun yang terjadi di kelas itu, pasti terpantau sang wali kelas.

Dari keterangan pihak sekolah, disampaikan bahwa selama proses komunikasi respon dari orang tua maupun Anisa sendiri kurang memadai. Dalam artian tidak ada pernyataan tegas yang disampaikan. Hal inilah yang membuat masalah ini semakin rumit.

Proses komunikasi yang tidak lancar semacam ini sebenarnya bukan hanya terjadi di kasus ini. Kasus Anisa hanya satu dari ribuan kasus yang ada. Di mana orang tua kurang mempunyai perhatian terhadap perkembangan anaknya. Mereka jarang melakukan komunikasi. Sehingga ketika masalah sudah demikian rumit, baru mereka datang ke sekolah.

Seperti kisah Anisa sebagai contoh. Seandainya sejak awal kepindahannya orang tua telah memindahkan Anisa ke sekolah yang berada di Tegal, maka kegaduhan semacam ini tidak akan terjadi.

Hal-hal demikian sangat sering terjadi. Giliran peristiwanya viral di media, sekolah menjadi pihak yang disalahkan, tanpa melakukan konfirmasi atau mencari keterangan dari pihak sekolah. Kalau sudah begini keadaannya, maka sekolah menjadi pihak yang kelimpungan mencoba mempertahankan diri.

Lembah Tidar, 1 Juni 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun