Dalam laga semalam, tampak Ancelloti memainkan strategi aneh dalam melayani City. Mereka lebih banyak pertahanan dan mengandalkan serangan balik. Hal ini tentu saja aneh. Sebab dari segi apapun Madrid mempunyai banyak keuntungan saat bermain di kandang. Termasuk di antaranya mencetak kemenangan dan jika mungkin memperbanyak jumlah gol.
Namun dalam kaca mata lain, apa yang dilakukan Ancelloti jelas masuk akal. Dia tidak mau terperangkap dengan jebakan Pep. Sebab dapat dipastikan Pep akan memainkan sepak bola agresif dalam rangka memenuhi ambisinya akan tropi Champions. Apalagi Halland, sang predator sedang ganas-ganasnya. Maka alih-alih melakukan serangan, Ancelloti lebih memilih menunggu saat yang tepat.
Strategi ini terbukti berhasil. Kecepatan Vinicius Jr pada menit ke-36 mengejutkan kubu City dengan gol cerdiknya. Hanya dengan permainan sederhana, Vinicius merobek gawang Ederson saat City asyik mengepung pertahanan Madrid. Skor 1-0 pun tercatat di papan skor.
Namun di babak kedua keadaan tidak banyak berubah. City dengan segala kekuatannya mengacak-acak lini pertahanan Madrid, namun tetap juga belum ada gol tercipta. Baru pada menit ke-67 tendangan kanon Bruyne memaksa Courtous mengambil bola dari gawangnya. Skor pun berubah 1-1 antara keduanya, dan skor tidak berubah hingga sang wasit meniup peluit.
Hasil imbang, dengan gol away tentu saja menjadi modal berharga bagi City. Sebaliknya, hasil ini menjadi kerugian besar bagi Madrid. Strategi Ancelloti justru menyebabkan Madrid mengusung beban berat pada leg kedua. Sisi keuntungan sebagai tuan rumah yang dimilikinya, kini tidak ada lagi. Sebaliknya, Citylah yang sekarang mempunyai keuntungan itu. Maka tidak pilihan lain bagi Benzema dan kawan-kawan untuk tampil all out.
Lembah Tidar, 10 Mei 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H