Setelah sempat tidak keruan juntrungnya, akhirnya Anies Baswedan pun buka suara. Apalagi yang ditanggapinya kalau bukan dua perjanjian yang tiba-tiba mencuat. Perjanjian pertama konon berkaitan dengan agenda pilpres, sedang yang kedua adalah hutang 50 miliar berkait logistik Pilgub DKI 2016.
Untuk masalah utang-piutang, tampaknya sudah clear. Dari berbagai sumber yang ada, utang 50 miliar itu akan menjadi tanggungan pribadi Anies Baswedan jika kalah dalam Pilgub saat itu. Faktanya, Anies Baswedan menang. Berarti utang itu sah, dan Sandiaga Uno dalam satu kesempatan, tidak mempermasalahkan lagi.
Sekarang masalah perjanjian dalam perhelatan pilpres. Pihak-pihak yang terlibat di sini selain Anies sendiri, adakah Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno. Dari berbagai sumber dikatakan bahwa Anies Baswedan tidak akan maju capres, jika Prabowo maji sebagai capres.
Di sinilah sengkarut mulai tampak. Oranh-orang yang terlibat dalam perjanjian, dari pihak Gerindra mengiyakan isi perjanjian tersebut. Namun anehnya bentuk fisuk perjanjian, tidak pernah tampak. Satu-satunya petunjuk hanya pernyataan Dafco bahwa perjanjian itu nyata adanya, dan dialah yang menyimpanÂ
Balasan Anies Baswedan akhirnya muncul dalam sebuah wawancara dengan Merry Riana. Jawaban ini muncul pada akun Youtube Merry Riana pada Jum' at, 10 Februari 2023 (detiknews.com, 11 Februari 2023). Dalam wawancara itu, Anies Baswedan mengiyskan adanya perjanjian itu.
Disampaikan bahwa saat itu pada tahun 2017, saat terpilih sebagai Gubernur DKI dia akan fokus pada jabatan 5 tahun ke depan. Dia berjanji tidak akan tengok kanan dsn kiri, hanya akan menyelesaikan tugas kegubernuran tersebut.
Sementara itu, pada tahun 2019 ada agrnda Pilpres. Maka ketika Prabowo Subianto saat itu menawari Anies Baswedan untuk jrnjadi cawapres, dia menolaknya. Anies Baswedan merasa masih punya banyak janji atau kontrak yang harus diselesaikan di Jakarta.
Mengenai apa yang terjadi setelah lima tshun, Anies Baswedan tidak tahu. Mau di msna dan mau kerja apa, itu urusan nanti.
Hal menarik lain, Anies Baswedan juga mengatakan hanya komitmen lima tshun utu saja yang ada dalam perjanjian. Tidak ada batasan sampai kapan dia tidak boleh mengikuti pilpres, dan lain-lain. Ditambahkan pula obrolan itu tidak menyebut angka tahun, seperti 5 tahun setelah tahun 2017.
Apakah jawaban Anies Baswedan ini berarti sudah membuka tabir perjanjian yang dibilNh relawan Anies itu gaib. Jawabannya belum. Tabir perjanjian akan terbuka jika puhak yang mengaku menyimpan perjanjian itu msu membukanya di depan publik. Nah, pertanyaannya, mau enggak?