Bagi mereka yang berkunjung ke Yogyakarta, pasti menyempatkan diri untuk singgah di Candi Borobudur, salah satu dari tujuh keajaban dunia pada masa dahulu. Jarak Yogyakarta -- Borobudur yang hanya sekitar 40 kilo meter, merupakan jarak yang mudah ditempuh. Selain itu moda transportasi pun banyak, apalagi nanti jika rel kereta api juga sampai di Borobudur.
'Keharusan' untuk singgah di warisan budaya bangsa ini, tampak sekali bagi mereka yang berasal dari luar Jawa. Hadir di Yogyakarta, tanpa sempat menengok Candi Borobudur rasanya kurang lengkap. Maka tidak heran pada masa weekend atau pun liburan, pengunjung Candi Borobudur membludak.
Namun seiring perjalanan waktu, akhir-akhir ini muncul sedikit pergeseran arus wisatawan ke Candi Borobudur. Beberapa wisatawan tampak justru menempatkan kunjungan ke candi, menjadi alternatif kedua. Hal ini terutama para wisatawan yang datang menggunakan kendaraan pribadi. Mereka justru menyasar berbagai obyek wisata di sekitar candi.
Kecenderungan ini bukannya tanpa alasan. Dalam 5 tahun belakangan ini, berbagai obyek wisata di sekitar Candi Borobudur mengalami perkembangan yang sangat pesat. Beberapa Balkondes yang dibiayai oleh beberapa BUMN menjadi salah satu di antaranya. Tempat yang menyajikan panorama elok Perbukitan Menoreh ini, menjadi tempat yang pas untuk mengadakan kegiatan gathering, bahkan beberapa homestay di sekitarnya pun tersedia.
Beberapa tawaran wisata yang ada, memanjakan wisatawan dengan spot-spot alam yang begitu elok. Tengok saja Punthuk Setumbu, kawasan bukit yang siap menyajikan pemandangan matahari terbit, lengkap dengan panorama indah sekitarnya. Spot-spot yang instagramable tersedia di sini.
Belum lagi obyek wisata dengan spot sawah menghijau. Pemandangan indah ini ditawakan oleh swargabumi dengan spot berlatar belakang sawah yang indah. Ada pula Gereja Ayam. Gereja yang tidak jadi dan pernah digunakan shooting film AADC pun menyajikan pemandangan menarik.
Obyek-obyek inilah justru sekarang digandrungi. Dapat dipastikan pada setiap weekend, atau liburan bis-bis wisatawan atau pun mobil pribadi justru parkir di luar candi. Di pol pol tertentu, mereka telah disambut puluhan VW kodok yang siap disewa untuk jelajah pedesaan sekitar Borobudur. Dan hebatnya, puluhan VW kodok itu hampir semuanya laku. Kedatangan para wisatawan ini, tidak fokus lagi menuju candi.
Tawaran lain yang juga menarik adalah rafting atau arung jeram. Wilayah sekitar Borobudur pun  menawarkan wisata ini. Kegiatan rafting menggunakan Sungai Elo yang menurut para ahli rafting, tingkat kesulitannya medium. Sehingga kegiatan rafting di sungai ini aman untuk keluarga. Dengan menyewa 1 perahu seharga 500-an ribu, wisatawan menikmati pemandangan Sungai Elo selama 2 jam.
Bagi yang ingin klinong-klinong seputar Borobudur pun, banyak moda transportasi ditawarkan. Bagi yang pingin berkeringat menikmati sejuknya hawa Borobudur, tersedia sepeda onthel yang bisa disewa. Mau model kuno atau yang baru semua ada. Atau bisa juga menggunakan andong. Namun yang paling banyak menggunakan VW kodok
Aneka ragam suguhan obyek wisata ini ternyata mampu menjadi pengganti Candi Borobudur. Apalagi saat ini pengunjung tidak boleh menailki badan candi. Oh, ya urusan penginapan, tidak usah khawatir. Hotel dan losmen banyak tersedia, sedangkan untuk keluarga, banyak tersedia homestay dengan tarif terjangkau.
Nah, dengan melihat gambaran ini, mungkin lama-lama Candi Borobudur akan sedikit terlupakan. Kalaupun mereka datang, mungkin hanya sebagai tujuan alternatif.
Lembah Tidar, 7 Januari 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H