Mohon tunggu...
agus siswanto
agus siswanto Mohon Tunggu... Guru - tak mungkin berlabuh jika dayung tak terkayuh.

Guru Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pelajaran Berharga dari Kisah Bu Eny dan Rumah Mewahnya

5 Januari 2023   21:53 Diperbarui: 5 Januari 2023   22:07 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa hari ini kisah Bu Eny dan Tiko anaknya memenuhi ruang publik. Sebuah gambaran kehidupan yang jungkir balik, dari masa jaya hingga menjadi orang yang sangat sengsara. Rumah mewah yang diperkirakan seharga 2 -- 4 mlyar itu, dihuni tanpa tersambung dengan listrik dan air bersih.

Kisah menjadi semakin pilu saat Tiko, sang anak, selama 12 belas tahun mengurus ibunya yang sakit. Hidup tanpa penghasilan sama sekali, membuat mereka selalu mendapat bantuan dari tetangga kiri kanan pada saat itu. Lebih miris lagi Tiko tidak membawa ibunya yang menderita depresi untuk berobat karena memang ketiadaan biaya.

Kisah Bu Eny sebenarnya tidak akan menjadi demikian miris, seandainya 12 tahun yang lalu semua berjalan normal. Menurut Tiko, putranya, dahulu keluarga ini merupakan rekanan Departemen Keuangan dalam bekerja sama. Hal ini menunjukkan bahwa posisi keluarga ini pada posisi yang sangat bagus secara ekonomi. Bu Eny, suami dan Tiko sendiri pasti menjalani hidup di atas rata-rata orang biasa.

Laksana akrobat, kisah indah ini berubah drastis saat suami Bu Eny meninggalkannya tanpa alasan yang jelas. Kepergian sang suami yang konon pulang kampung di Madiun, membuat Bu Eny mengalami depresi. Sejak itu dia suka marah-marah tidak jelas penyebabnya, ngomong sendiri, dan segala hal yang tidak dilakukan orang biasa. Tampaknya permasalahan ekonomi yang menjadi pangkal semuanya. Karena setelah itu segala kemewahan yang selama ini dinikmati, menjadi tidak terurus.

Kisah Bu Eny yang viral gegara setelah diunggah oleh kanal You Tube bang Brew TV ini, dapat menjadi pelajaran berharga pada siapa pun. Kondisi Bu Eny secara sederhana adalah kondisi tidak siap menghadapi sebuah perubahan. Terutama berkait dengan masalah ekonomi. Jika dahulu apa pun yang diinginkan mudah didapat, kini menjadi sebaliknya.

Maka dalam situasi apa pun, hendaknya juga bersiap dengan keadaan yang sebaliknya. Harta, jabatan, maupun pangkat hendaknya dianggap sebagai titipan semata, bukan hak milik kita. Sehingga pemahaman agama yang baik sangat diperlukan di sini. Termasuk pemahaman untuk menerima kondisia apa pun yang saat itu diterima.

Sisi menarik yang lain adalah kepedulian yang terbangun pada para tetangga. Keikhlasan mereka dalam membantu, patut diacungi jempol. Termasuk juga langkah menghentikan bantuan dengan tujuan mendidik. Mereka mengangkat Tiko, putra Bu Eny menjadi tenaga keamanan setempat. Langkah ini pun langkah luar biasa. Dengan memperkerjakan Tiko, para tetangga justru tengah memanusiakan Tiko. Jika semula Tiko hanya cukup menadahkan tangan, kini dia menghasilkan uang dengan pekerjaan yang dijalaninya.

Hidup memang sebuah perjalanan yang menghadirkan sejuta misteri. Kesiapan menghadapi kondisi apa pun, menjadi cara terbaik menghadapi misteri hidup ini.

Lembah Tidar, 5 Januari 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun