Hal paling menarik dari lambang ini adalah telah digunakan sejak masa pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Sebab lambang ini telah dipakai pada saat pembuatan lambang Kota Magelang pada tahun 1906. Demikan pula pada lambang yang dibuat pada tahun 1926, gambar paku besar tetap dipertahankan.
Penggunaan lambang ini memberikan satu informasi bahwa ternyata pemerintah kolonial Hindia Belanda pun menaruh perhatian dengan mitologi setempat. Buktinya mereka menggunakan gambar paku besar sebagai ikon keberadaan Kota Magelang yang diyakini berada di tengah-tengah Pulau Jawa.
Gambar ketiga berupa topi baja dan sebuah buku dapat ditebak artinya. Gambar ini mengatakan bahwa Kota Magelang identik dengan kota militer. Salah satu buktinya ada;ah keberadaan Akademi Militer, sebagai kawah candradimuka para perwira di negeri ini dari berbagai matra. Maka tidak heran jika mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono, atau Pak Prabowo Subianto separuh hatinya ada di Kota Magelang.
Dari logo slogan daerah Kota Magelang ini, sedikit banyak kita mendapatkan gambaran hal-hal yang ikonik tentang Kota Magelang. Sehingga begitu melihat lambang ini, kita dapat menbayangkan apa yang ada di kota ini. Buat yang belum pernah ke Kota Magelang, rasanya perlu datang untuk membuktikannya. Suguhan wisata di sekitar Kota Magelang dijamin membuat siapa pun tidak akan merasa rugi datang ke kota ini. Seperti Nepal van Java, Ketep Pass, Candi Borobudur dan sekitarnya, Desa Sukomakmur di Kajoran, dan lain-lain. Untuk urusan penginapan, enggak usah khawatir. Tinggal pilih, dari kelas Melati sampai bintang 4 ada semuanya. Ayo, ke Magelang!
Lembah Tidar, 15 Desember 2022
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI