Mohon tunggu...
agus siswanto
agus siswanto Mohon Tunggu... Guru - tak mungkin berlabuh jika dayung tak terkayuh.

Guru Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menanti Curacao Kecemplung di Kolam yang Sama

27 September 2022   09:47 Diperbarui: 27 September 2022   20:56 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saat pemain Indonesia merayakan gol ke gawang Curacao pada pertemuan mereka. (sumber: detik.com)

Malam nanti Garuda kembali mencoba tajinya melawan Curacao, setelah pada pertemuan pertama secara mengejutkan mampu mengalahkannya. Penguasaan bola yang hanya 36% jika dibandingkan Curacao ternyata sangat efektif. Terbukti 9 tembakan Garuda mengarah ke gawang, dibandingkan Curacao yang hanya 3 tembakan dari 15 tembakan yang ada.

Kaget? Jelas kaget siapa pun. Tidak hanya Garuda saja, Curacao lebih parah lagi. Sebab sikap yang terkesan mengentengkan tersebut justru menjadi bumerang bagi mereka. Winger-winger Garuda dengan sukses mengobrak-abrik barisan pertahanan Curacao yang dipenuhi postur-postur menjulang.

Prediksi mengenai pertemuan kedua antara Garuda dan Curacao jelas akan lebih seru pertandingannya. Jika orang bijak mengatakan tidak mungkin seekor keledai akan terjatuh ke lobang yang sama, demikian pula dengan Curacao. Bagaimanapun juga kekalahan pada laga pertama menjatuhkan harga diri mereka sebagai negara sepak bola di kawasan Amerika Latin.

Curacao dipastikan akan lebih mengoptimalkan kelebihan mereka dari segi postur. Tentunya garis pertahanan mereka tidak ingin jadi bahan mainan winger-winger lincah Garuda ditambah barisan depan yang mencuri kesempatan menceploskan bola ke gawang mereka.

Demikian pula dengan para pemain depan mereka. Dipastikan barisan pertahanan Garuda malam nanti akan lebih berkeringat menghadapi gempuran skuad Curacao. Demikian pula dengan Nadeo, dipastikan akan lebih sibuk menghalau bola yang akan masuk ke gawangnya, baik lewat sepakan keras ataupun tandukan para pemain Curacao yang tinggi menjulang.

Bagi Garuda, sikap ngotot dan ngeyel pasti akan dipertahankan. Stamina yang terbukti bagus pada laga pertama, menjadi modal berharga bahwa mereka mampu memainkan sepak bola modern selama 90 menit. Alur bola yang telah tertata rapi, pun menjadi sebuah modal berharga. Yang lebih penting lagi adalah keberanian mereka meladeni permainan pemain Curacao yang mempunyai kelebihan dari segi fisik.

PR besar bagi STY tetap pada transisi permainan. Tak dapat dipungkiri bahwa selama ini transisi menjadi PR besar di semua level timnas. Keterlambatan pemain belakang kembali ke posnya dapat menjadi bencana bagi tim. Namun untuk urusan mental dan stamina, tampaknya untuk kali ini STY dapat bernapas lega. Sebab kedua hal ini telah terlihat pada laga pertama saat mereka mengandaskan Curacao 3-2.

Lembah Tidar, 27 Septeber 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun