Mohon tunggu...
agus siswanto
agus siswanto Mohon Tunggu... Guru - tak mungkin berlabuh jika dayung tak terkayuh.

Guru Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gerbang Kerkhof, Jejak Kolonialis di Magelang

21 Agustus 2022   13:17 Diperbarui: 25 Agustus 2022   12:25 1582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk urusan peninggalan sejarah, rasanya Magelang layak diperhitungkan. Boleh dikata Magelang merupakan etalase peninggalan sejarah dari segala zaman. Hal ini dapat dilihat dari puluhan bangunan dan prasasti peninggalan Kerajaan Mataram Hindu yang bertebaran di setiap sudut wilayah Magelang.

Peninggalan lain yang tidak kalah keren, adalah   rumah sakit, kantor pos, barak-barak militer, kantor pemerintahan dan lain-lain, menjadi bukti bahwa Kota Magelang memiliki peran penting saat pemerintah Belanda berkuasa. Bukti paling   ih adalah Kantor Karesidenan Kedu yang membawahi 5 kota besar di wilayah Kedu.

Pada tulisan kali ini peninggalan masa kolonial yang akan saya angkat adalah gerbang Kerkhof. Gerbang ini terletak tepat di kaki Bukit Tidar, sebuah bukit kecil seperti yang ada dalam film Doraemon. Sedangkan jalan masuknya menyeberangi Kali Manggis sebuah saluran irigasi yang berasal dari Sungai Progo.

Layaknya bangunan-bangunan Belanda di seluruh pelosok Indonesia, bangunan yang mereka hasilkan selalu mendatangkan decak kekaguman. Keindahan dan kekuatan bangunan, seakan mencari trade mark-nya mereka. Gerbang Kerkhof yang ada di kota Magelang sendiri menurut prasasti yang ditinggalkan dibuat pada tahun 1906. Dus, jika dihitung hingga hari ini, sudah berusia 117 tahun. Yang luar biasa, bangunan itu massih anggun berdiri di tepi Kali Manggis dengan berlatar belakang Bukit Tidar.

Gerbang Kerkhof berupa bangunan dengan gaya Roman, lengkap dengan 4 pilar penyangga atap bergaya ionic. Tinggi bangunan yang mencapai 8,5 meter, membuat gerbang tersebut tampak gagah. Kerkhof sendiri pada awalnya merupakan kuburan bagi orang-orang Eropa sesuai dengan namanya, de europeesche beegraafplaats te magelang. Namun setelah kepergian para kolonialis, komplek makam ini dipergunakan juga sebagai makam Kristen dan Katholik.

Sejalan dengan perkembangan zaman, komplek perkuburan kherkof yang begitu luas akhirnya digusur. Beberapa kerangka yang ada dipindahkan ke makam umum di wilayah Barat. Sedangkan tanah bekas makam tersebut diperuntukan bagi pertokoan dan pemukiman. Beberapa makam yang masih tersisa ada di lereng Bukit Tidar dalam kondisi kurang terawat. Namun meskipun demikian gerbang kherkof tetap tegar berdiri, menjadi saksi perjalanan Kota Magelang.

Lembah Tidar, 21 Agustus 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun