Kemarin pecinta bulu tangkis tanah air pasti terasa diaduk-aduk perasaannya. Tersungkurnya 4 andalan Indonesia pada babak perempat final, benar-benar menyesakkan dada. Saya yakin, pasti akan muncul reaksi beragam dari mulut para pecinta bulu tangkis tanah air. Â Dari yang mulai memaki, hingga memuji.
Apa pun reaksi yang muncul, itu sah-sah saja. Reaksi tersebut dijamin merupakan hak azazi siapa pun, sejauh dalam koridor kewajaran. Demikian pula yang memuji. Semua pasti punya argumen masing-masing.
Bagi saya pribadi meskipun terasa sesak juga dada ini, tetap ada rasa bangga dalam dada. Rasa sesak itu apalagi kalau bukan karena para andalan kita tersungkur di babak perempat final, babak yang terhitung masih di tengah perjalanan panjang menuju juara. Rasa sesak kedua muncul karena mereka harus tersungkur di depan publik yang selama ini mengelu-elukan mereka.
Tapi inilah pertandingan. Jika ada pihak yang menang, maka harus ada pihak yang kalah. Kali ini kita di pihak yang kalah. Para jagoan bulu tangkis negara lain, dengan sukses menyudahi perjuangan jagoan-jagoan kita. Menempatkan mereka harus duduk di kursi penonton sekaligus menghapus impian akan gelar juara.
Namun meskipun demikian satu sisi yang membuat bangga adalah perlawanan yang mereka lakukan. Ginting yang memegang skor 4 -- 10 selama pertemuannya dengan Viktor Axelsen tidak gentar dalam menghadapi laga tadi malam. Pukulan telah Axelsen di Indonesia Master 2022, tidak membuatnya jerih. Sepanjang pertandingan, Ginting mampu membuat Axelsen lebih berkeringat. Bahkan memaksa untuk memainkan game tambahan.
Meskipun hasil akhir kemenangan ada di pihak Axelsen, namun jungkir balik Ginting sepanjang pertandingan menjadi bukti kesungguhannya. Dengan postur yang jauh lebih pendek, Ginting mampu membuat Axelsen berlarian ke sana ke mari sepanjang pertandingan.
Demikian pula dengan yang dilakukan oleh Pramudia dan Yeremia saat menghadapi ganda hebat Malaysia, Aaron Chia dan Soh Wooi. Dalam angka krusial saat kedua pasangan menyelesaikan rubber game, Yeremia mengalami cedera berat.Â
Namun meski cedera telah didapatkannya, Yeremia terus melanjutkan pertandingan, hingga laga berakhir dengan kedudukan 22 -- 20 untuk kemenangan pasangan Malaysia tersebut.
Aksi tak kalah menawan juga tersaji dengan pasangan ajaib, Apriyani dan Siti Fadia maupun Fajar dan Ryan. Meskipun keduanya mengalami kekalahan, namun tetap bukan kekalahan yang begitu saja. Perjuangan mereka sepanjang laga tetap patut diapresiasi.
Kecewa dengan hasil yang didapat? Jelas kecewa. Namun kehidupan tetap harus berjalan. Sebuah fakta yang harus membuka mata kita semua bahwa dunia telah berubah. Peta bulu tangkis dunia, setiap hari mengalami up date. Maka tidak ada pilihan lain untuk berbuat kecuali perbaiki diri. Bukankah kegagalan justru menjadi trigger untuk menggapai kesuksesan selanjutnya?
Lembah Tidar, 18 Juni 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H