Klaim ini bukanlah klaim ngawur atau tanpa dasar. Karena pada kenyataannya, merekalah yang saat ini berjaya. Orang boleh saja mengatakan China yang layak mendapat sebutan ini, atau malahan Indonesia. Namun jika dibedah secara lebih mendalam, klaim terhadap Jepang memang layak kita sematkan.
Bukti terkini dapat dilihat pada perolehan Jepang dalam All England 2022. Sebuah turnamen yang sangat sacral, dan menjadi dambaan pebulu tangkis mana pun.Â
Faktanya, mereka menggondol 3 gelar dari 5 gelar yang disediakan. Gelar tunggal putri, ganda putri, dan ganda campuran mampu mereka sandingkan. Sedangkan China tidak mendapat satu pun, masih untung Indonesia kebagian satu gelar, nomor ganda putra.
Jika kita amati secara seksama, Jepang termasuk negara yang mempunyai kekuatan imbang di semua nomor. Di setiap nomor yang dipertandingkan, Jepang pasti mempunyai jago.Â
Maka tidak heran jika nama-nama pemain Jepang pasti berada pada top ten peringkat BWF setiap tahun. Inilah salah satu kemewahan yang dimiliki Jepang. Walaupun saat digelar Olympiade di negaranya, justru mereka hancur lebur.
Lengkapnya kekuatan yang dimiliki ini, membuat Jepang leluasa dalam memainkan para pemainnya di berbagai turnamen. Sebaliknya kehadiran para pemain Jepang dalam sebuah turnamen, mampu memberikan ancaman serius bagi siapa pun yang bertemu dengan mereka.
Seperti saat kemarin Ang She Yon, si anak ajaib dari Korea Selatan dibaut pontang-panting oleh Akane Yamaguhi. Padahal secara postur mereka terpaut 15 cm, perbedaan tinggi yang luar biasa. Namun kenyataannya justru Ang She Yon yang terguling-guling mengejar bola-bola sulit Akane Yamaghuci.
Demikian pula saat Bagas/ Fikri harus menghadapi Hoki/ Kobayashi dalam 8 besar ganda putra All England 2022. Setiap orang pasti sudah meramalkan bahwa Bagas/ Fikri pasti akan terhenti di sini. Keajaiaban yang mereka pertontonkan, tak cukup untuk menggusur Hoki/ Kobayashi.Â
Walaupun dalam kenyataannya akhirnya Bagas/ Fikri menang, tapi minimal publik maupun Bagas/ Fikri sempat keder juga saat harus menghadapi Hoki/ Kobayashi.
Di nomor ganda campuran pun luar biasa. Decaphol/ Siraset yang biasanya kuat, harus tunduk di tangan Yuta Watanabe/ Arisa Higashino. Dan di partai puncak, keduanya dengan meyakinkan memaksa pasangan China Wang Yilyu/ Huang Dongping harus mengubur impiannya  dengan skor 21 -- 19 dan 21 -- 19.
Berbekal fakta-fakta itu maka rasanya pas klaim itu. Sedangkan untuk Indonesia, rasanya annti dulu. Sampai hari ini baru sector ganda putra yang mengkilat. Sedang sector lain masih banyak PR buat PBSI.
Lembah Tidar, 23 Maret 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H