Mohon tunggu...
agus siswanto
agus siswanto Mohon Tunggu... Guru - tak mungkin berlabuh jika dayung tak terkayuh.

Guru Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kegaduhan yang Tidak Seharusnya Terjadi

23 Maret 2022   14:46 Diperbarui: 23 Maret 2022   14:57 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Padahal dalam pandangan orang awam, seharusnya pemerintah bersikap sebaliknya. Justru pemerintah harus mengambil hati atau merebut hati rakyat sebisa mungkin. Antara lain dengan mengeluarkan aneka kebijakan yang pro wong cilik. Tentu saja hal ini berkaitan dengan agenda Pilpres 2024, di mana pada saat itu suara mereka sangat berharga sekali.

Tapi yang terjadi justru sebaliknya. Coba lihat saja saat Menteri Tenaga Kerja mengeluarkan aturan pencairan JHT. Siapa yang langsung kena? Kaum buruh yang identic sebagai rakyat kecil yang tersengat. Maka jangan heran jika reaksi yang mereka tunjukkan luar biasa. Dan aturan itu pun tidak berlaku lagi dengan alasan tidak jelas.

Demikian pula dengan kelangkaan dan kenaikan harga minyak goreng yang begitu hebat. Sampai hari ini pun masalah itu belum dapat terurai. Bahkan langkah penentuan HET yang telah di-tok, ditarik ulang. Dan ajaibnya setelah HET ditarik, bermunculan minyak-minyak itu dengan harga baru.

Hal-hal tidak populis inilah yang mengundang tanda tanya besar. Apakah mereka yang berkuasa sudah yakin masih kuat kedudukannya. Sehingga berbagai kebijakan yang tidak populis yang mereka tampilkan dianggap tidak akan berpengaruh besar saat pertarungan 2024 dilakukan.

Atau mungkin saja mereka sudah mempunyai strategi khusus yang akan digunakan pada saatnya nanti. Mereka telah punya senjata pamungkas yang bisa mengubah semuanya, dari tidak suka menjadi suka. Ah, entahlah. Dalam dunia politik tak pernah ada rumus yang pasti.

Lembah Tidar, 23 Maret 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun