Bagi orang Jawa, pasti akrab sekali dengan satu kata ini, kemrungsung. Di mana kata yang berasal dari bahasa Jawa ini mempunyai arti terburu-buru untuk menyelesaikan sesuatu.Â
Itu hanya arti kira-kira saja, karena dalam bahasa Indonesia sendiri, sangat sulit mencari padanan katanya. Dan barangkali itulah salah satu keunggulan perbendaharaan kata dalam bahasa Jawa.
Kondisi inilah yang dihadapi Vito malam ini. Seperti sudah kita ketahui, Vito termasuk ketiban sial saat drawing All England tahun ini. Bagaimana tidak, pada babak awal dia harus menghadapi andalan dari Cina Taipeh, Chou Tien Chen. Sementara rekor pertemuan keduanya 4 -- 0 untuk Chou Tien Chen.
Dari segi rangking BWF tahun lalu, keduanya terpisah jauh. Satu-satunya kelebihan Vito adalah sering mengejutkan lawan, termasuk saat menjadi pahlawan dalam perebutan Piala Thomas tahun lalu.Â
Pada event tersebut, dua kali Vito menjadi pahlawan, dengan meloloskan tim Thomas ke babak berikutnya. Aksi pertama terjadi saat melawan Thailand, sedang yang kedua saat mengalahkan Taiwan. Dan hebatnya posisi Vito adalah sebagai pemain pada partai kelima, otomatis nasib tim berada di tangannya.
Namun sayang, di event-event lain karir Vito kurang cemerlang. Dan celakanya bekal ini yang dibawa saat harus meladeni Chou Tien Chen pada babak 32 besar tunggal putra All England 2022. Akibatnya pada game pertama harus menyerah di angka 10, jauh tertinggal dari sang lawan.
Saat game kedua dimulai, secara mengejutkan Vito memimpin dengan skor 5 -- 1. Chou Tien Chen banyak melakukan kesalahan sendiri, yang menjadi satu keuntungan bagi Vito. Bahkan Vito sempat unggul jauh dengan skor 15 -- 8. Bayangan kemenangan pada game kedua jelas sudah di depan mata.
Namun semua menjadi ambyar manakala secara cepat Chou Tien Chen berbalik mengendalikan permainan. Dia berhasil come back dengan meminimalisir beberapa kesalahan di awal game kedua. Bahkan dia berhasil menyalip perolehan angka Vito hingga skor berubah menjadi 16 -- 17.
Dengan berbagai aksinya, ternyata Vito berhasil unggul kembali di skor 19 -- 18. Namun tidak lama, Chou Tien Chen justru menutup game kedua dengan skor 19 -- 21, membalik keadaan dengan sukses.
Lalu apa yang menjadi kesalahan Vito? Jawabannya ya itu tadi, kemrungsung. Vito ingin cepat-cepat menyelesaikan laga. Dalam konsep Jawa, kemrungsung bertetangga dekat dengan ceroboh dan tidak hati-hati atau waspada. Itulah yang terjadi pada Vito.Â
Beberapa pukulannya yang dilakukan dengan terburu-buru, justru menjadi boomerang bagi dirinya. Beberapa bola matang yang seharusnya menjadi angka, justru terbuang sia-sia. Entah menyangkut di net, terlempar ke luar lapangan, atau malahan bola tanggung yang dia berikan pada lawan.
Tapi seandainya Vito mampu mengelola emosinya. Mampu bermain dengan lebih hati-hati, bukan tidak mungkin angka 19 -- 21 berubah menjadi milik Vito, alias kemenangan di tangan Vito. Ah, seandainya saja.
Lembah Tidar, 16 Maret 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H