Posisi tawar inilah yang tampaknya akan diangkat oleh Cak Imin. Siapa pun tahu NU adalah organisasi masyarakat yang mempunyai banyak pendukung, walaupun belum ada data resmi berapa banyak anggota sebenarnya.
Namun dilihat dari meratanya cabang dan ranting NU, berarti anggota NU tersebar di seluruh Indonesia.
Posisi tawar ini pula yang menyebabkan Jokowi lebih memilih Maaruf Amin daripada Mahfud MD. Secara hitung-hitungan dengan memilih Maaruf Amin sebagai wakil presiden, maka Jokowi akan mendapatkan dua keuntungan.
Pertama, gerbong yang ditawarkan Maaruf Amin lebih menggiurkan dibandingkan apa yang dimiliki Mahfud MD.
Hal ini berkaitan dengan para pemilih dalam pilpres nanti. Daya magnet Maaruf Amin jauh lebih kuat.
Keuntungan kedua, Jokowi mampu meredam ambisi Cak Imin saat itu. Karena ketika calon wakil presiden Jokowi berasal dari partai lain, bisa saja Cak Imin membawa sejumlah pendukungnya ke seberang. Mereka dapat diarahkan pada calon lain.
Ketika Jokowi memilih Maaruf Amin, maka Cak Imin tidak punya pilihan lain, selain mengiyakan. Karena bagaimana pun posisi Maruf Amin berada di atas Cak Imin.
Nah secara hitung-hitungan, mungkin saja Cak Imin akan menggunakan strategi ini.
Target menjadi presiden memang harus dikibarkan. Tapi nanti ketika di lapangan hasilnya tidak sesuai ekspetasi, mungkin saja posisi wakil presiden bisa menjadi plan B.
Tentu saja dengan menempatkan NU sebagai posisi tawarnya bagi siapa pun yang mau menggandeng Cak Imin.
Maka tidak usah heran jika belakangan ini Cak Imin teriak-teriak tentang wacana penundaan pemilu.