Mohon tunggu...
agus siswanto
agus siswanto Mohon Tunggu... Guru - tak mungkin berlabuh jika dayung tak terkayuh.

Guru Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Jangan Sepelekan Hasil Survei Elektabilitas Capres

25 Februari 2022   13:34 Diperbarui: 25 Februari 2022   13:40 701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peringatan ini bukan main-main, meskipun tidak harus diamini 100%. Sebab sudah menjadi rahasia umum jika ada juga lembaga survey "berbayar". Lembaga semacam ini biasanya siap "menyetel" hasil survey sesuai order.

Namun secara logika sederhana, untuk melihat elektabilitas seorang capres sangat mudah, tidak perlu mengernyitkan dahi atsu menggunakan perangkat analisis rumit.

Secara logika, seandainya seorang capres berada pada posisi yang tidak jauh befa di antara berbagai lembaga, kemungkinan besar memang di situ posisinya. Tapi jika ada capres hanya muncul hebat di satu lembaga survey, nah ini yang perlu dipertanyakan.

Dalam urusan elektabilitas ini, mungkin menarik untuk dicermati calon capres yang dimiliki partai dengan lambang kepala banteng, PDI P. Diakui atau tidak, ada 2 nama di situ yang muncul. Satu nama memang digadang-gadang internal partai. Sedangkan yang satunya muncul dari pihak eksternal.  Dalam artian nama kedua ini, justru besar di luar partai.

Yang menarik justru calon kedua inilah yang mempunyai nilai jual dalam urusan elektabilitas. Namanya bertengger di papan atas pada beberapa lembaga survey. Sedangkan calon yang nomor satunya, meskipun sudah dicoba namun belum sesuai harapan. Angka yang didapatkan masih di kisaran 1 digit.

Meskipun pilpres masih 2 tahunan lagi, dan masih mungkin terjadi perubahan situasi, hasil survey tetap perlu menjadikan perhatian. Karena bagaimanapun juga pilpres tak ubahnya orang menjual dagangan. Saat apa yang ditawarkan tidak menarik, maka jangan harap orang akan membelinya.

Salah satu contoh adalah pilkada di wilayah Jawa Tengah beberapa waktu yang lalu. Satu hal menarik, calon wali kota yang diusung olej PDI P dan koalisinya, ternyata harus kalah. Sang pemenang justru calon yang hanyaa didukung 2 partai saja. Usut punya usut, ternyata calon yang diusung selain kurang menjual, juga bukan aspirasi dari bawah.

Nah, pelajaran semacam ini tentunya harus dicermati oleh siapa pun yang akan berlaga. Salah menentukan capres, bisa jadi penyesalan paling tidak selama 5 tahun. Maka menimbang dan mencermati survey elektabilitas capres menjadi tugas tamvahan partai.

Lembah Tidar, 25 Februari 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun