Fakta pertama, buktinya kita mampu melesakkan 2 gol ke gawang mereka. Mau apa pun alasannya, ini adalah fakta bahwa gawang Australia bukanlah sesuatu yang untouchable. Keuletan para pemain kita mampu membuat sang kiper geleng-geleng kepala, seolah tidak percaya dengan gol tersebut.
Fakta kedua, barisan pertahan Australia bisa juga mengalami kepanikan. Jika sepanjang laga, sejak awal hingga pertengahan mereka nyaman memainkan bola, tapi justru pada seperti laga terakhir mereka dibuat pontang-panting.Â
Beberapa tusukan yang dilakukan anak-anak Garuda Muda, mampu membuat lini belakang Australia kocar-kacir. Karena bagi mereka sendiri tentu sebuah "aib" tersendiri jika gawang mereka mampu kita jebol.
Fakta ketiga, diberikannya kartu kuning pada beberapa pemain Australia. Kartu kuning identik dengan pelanggaran, meski masih dalam tahap ringan.Â
Pelanggaran terjadi biasanya dikarenakan kesulitan salah seorang pemain untuk menghentikan lawan, terutama saat terjadi penetrasi ke garis pertahanan.Â
Dan hal itu terjadi pada para pemain Australia. Diakui atau tidak pelanggaran ini merupakan bentuk kesulitan para pemain Australia menghentikan aksi anak-anak Garuda Muda.
Berkaca dari ketiga fakta tersebut, dapat disimpulkan bahwa anak-anak Garuda Muda sebenarnya mampu menunjukkan performa yang bagus. Namun yang terjadi justru mereka selalu gagal fokus pada awal laga.Â
Dalam pertandingan saat melawan Tajikistan dan Australia, Garuda Muda selalu kecolongan di awal laga. Permasalahan tidak akan terlalu serius jika lawan yang dihadapi levelnya sama atau minimal di bawah Garuda Muda.Â
Secara perlahan mereka akan mampu membalik keadaan. Namun menghadapi lawan dengan level di atas, hal ini menjadi kesulitan sendiri. Garuda Muda membutuhkan tenaga ekstra untuk mengejar defisit gol, seperti yang terjadi dalam laga menghadapi Australia di 2 leg tersebut.
Kecolongan gol di awal laga secara sederhana diartikan bahwa mereka secara mental belum siap. Hal ini dapat disebabkan oleh gugup, kurang percaya diri, kurang panas, dan lain sebagainya. Yang jelas koordinasi  di antara mereka belum terjalin dengan baik.
Demikian pula dengan rasa kurang percaya diri atau minder. Hal ini disebabkan mereka sudah inferior terhadap lawan.Â