"Ya, enggak tahu."
Rencana itu ternyata kemudian menjadi obrolan seru di pos ronda. Rencana yang semula berupa celetukan, justru berkembang menjadi perdebatan. Dan akhirnya diputuskan untuk dibawa ke rapat RT.
"Assalamu 'alaikum." Suara Pak Edi terdengar di pintu.
Rapat pun berjalan dengan seru. Adu debat terjadi dalam rapat itu, namun anehnya yang mendominasi hanya Pak Sapto. Sedangkan Pak Edi sibuk menangkis berbagai serangan itu.
"Pokoknya saya enggak setuju kalau pos ronda dicat ulang," kata Pak Sapto.
"Lha apa alasannya?" tanya Pak Edi.
"Pokoknya enggak setuju. Sebagai mantan Ketua RT, suara saya tetap wajib didengar."
"Waduh. Tapi apa alasannya Pak Sapto," sela Karyono.
"Masih banyak kebutuhan lain di RT ini. Sayang kalau dana itu dihamburkan," kata Pak Sapto.
"Tapi ini dari kantong pribadi saya, Pak. Sumbangan saya," kata Pak Edi.
"Sama saja. Pos ronda itu bukan milik perorangan, tapi milik RT." Pak Sapto tetap ngotot.