Permintaan ini bukanlah permintaan yang mengada-ada. Permintaan ini muncul berkaitan dengan medali emas yang mereka raih dalam Olimpiade Tokyo 2020. Karena dengan pencapaian keduanya, maka dominasi China dalam Olimpiade terbendung.
Sudah bukan rahasia umum, jika China selalu menjadi ancaman bagi siapa pun di dunia bulu tangkis. Semenjak kehadirannya, nama-nama pemain mereka selalu merajai di setiap turnamen, maupun multi event. Lihat saja di arena Olimpiade. Sejak cabang olah raga ini dipertandingkan pada tahun 2008, China telah mengantongi 20 medali emas.
Namun pada Olimpiade kali ini, nama China sebenarnya tidak begitu diperhitungkan. Pandangan mata public justru tertuju pada tim bulu tangkis Jepang. Nama-nama para pemainnya bertengger di lima besar peringkat BWF. Sebuah jaminan akan kualitas mereka. Target yang mereka usung pun tidak main-main, 6 medali Olimpiade, 3 di antaranya medali emas.
Pandangan public ini tentu saja wajar saja. Sebab dalam beberapa turnamen, pemain-pemain China tidak terlibat di dalamnya. Entah alasan apa yang mereka gunakan. Adakah karena pandemic yang tengah terjadi, atau mereka sedang menyimpan kekuatan. Hanya mereka sendiri yang tahu.
Saat pertandingan mulai dihelat, berbagai kejutan pun terjadi. Tim bulu tangkis Jepang yang mengusung asa begitu tinggi, harus gigit jari. Hanya satu pemainnya yang masuk semifinal, sungguh ironis.
Di sisi lain, China tampil dengan segudang kejutan. Tidak tanggung-tanggung China menampatkan 6 wakilnya di babak semifinal. Apa artinya, paling tidak potensi 6 medali sudah ada di kantong mereka. Bandingkan dengan Jepang, yang hanya menempatkan 1 orang di babak ini.
Dominasi ini semakin ngeri ketika 5 wakil China tampil di babak final Olimpiade Tokyo 2020. Artinya mereka mempunyai potensi medali emas di semua nomor, alias sapu bersih. Negara lain bisa jadi tidak kebagian sama sekali. Apalagi para pemain mereka tampil sangat mengesankan sejak babak penyisihan grup.
Namun untunglah hal itu tidak terjadi. China hanya bisa menyelamatkan 2 medali emas. Di nomor tunggal putri, Chen Yu Fei mampu menundukkan Tai Tzu Ying andalan China Taipeh. Sedangkan di nomor ganda campuran jelas aman, karena terjadi All-China Final.
Di tiga nomor yang lain, pemain China harus mengakui kehebatan lawan. Hal ini dimulai dari pasangan ganda putra yang harus menyerah pada pasangan Taiwan yang mengkandaskan Hendra/ Ahsan, Lee Yang/ Wang Chi Lin.
Di nomor ganda putri pun tak kalah mengejutkan. Pasangan Chen Qing Chen/ Jia Yi Fan dibuat frustasi oleh Greysia/ Apriyani. Entah sihir apa yang dibawa Greysia/ Apriyani sehingga ganda putri China dibuat tak berkutik dalam 2 gim langsung.
Pelengkap penderitaan China terjadi tadi malam (2 Agustus 2021). Dalam laga sengit, ketenangan Chen Long dengan segudang pengalaman, tak mampu membendung aksi Axelsen. Gaya bermain tenang yang muncul saat mengalahkan Ginting sehari sebelumnya, tidak nampak sama sekali. Axelsen sukses menggapi ambisinya yang tertunda di Olimpiade Rio, 4 tahun yang lalu.
Dengan lepasnya 3 peluang emas tersebut, maka terjadilah penyebaran medali yang merata di antara raksasa bulu tangkis dunia. Medali itu terdistribusikan pada 4 negara; China dengan 2 medali, sedangkan Taiwan, Indonesia, dan Denmark masing-masing 1 medali.
Lembah Tidar, 3 Agustus 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H