Ajakan itu ternyata bersambut. Secara perlahan tapi pasti, artikel Pak Cip mulai tampil di blog kesayangan kita ini, Kompasiana. Â Ternyata apa yang terjadi di luar ekspetasi saya. Beberapa tulisannya langsung mendapat sambutan di Kompasiana. Hal ini terlihat pada jumlah pembaca setiap tulisannya. Selain itu komunikasi Pak Cip dengan para Kompasianer senior juga terjalin dengan baik. Luar biasa.
Pencapaian inilah yang secara jujur membuat saya iri. Apa yang saya capai, jauh dengan pencapaiannya. Tulisan saya masih bermain di level 2 digit dalam segi pembaca. Saya iri, pingin seperti Pak Cip. Setiap tulisannya muncul, pasti langsung ditongkrongi begitu banyak pembaca.
Tapi tentu saja, rasa iri ini adalah rasa iri yang bernuansa positif. Benar kata orang bahwa setiap tulisan akan menemukan pembacanya sendiri. Maka saya yakin, bahwa memang di sinilah habitat Pak Cip. Berada di blog kepenulisan yang diisi dengan orang-orang dengan tingkat intetektual tinggi. Sehingga ibarat kata apa yang disampaikan, nyambung dengan lingkungan.
Selamat, Pak Cipto Lelono. Maaf saya iri dengan jenengan!
Lembah Tidar, 23 Juli 2021