Laga yang dihelat dini hari nanti menjadi laga yang ditunggu-tunggu semua pecinta bola. Italia dan Spanyol kali ini harus berhadapan untuk menjaga asa ke partai puncak. Tentu saja final menjadi harga mati untuk keduanya.
Perjalanan kedua tim sejak fase grup jika dibandingkan, mungkin lebih mengkilat anak asuhan Mancini. Segudang pujian langsung menghambur saat Italia melakoni fase grup. Â Pujian pada Mancini yang mampu memberikan menit bermain pada ke-26 pemainnya , salah satu di antaranya. Hal seakan menunjukkan kualitas seimbang tim inti dengan mereka yang di bangku cadangan.
Sementara Spanyol yang relative di grup lunak, pencapaian yang mereka dapatkan tidak seimbang dengan skuad yang dimiliki. Praktis dalam 3 laga mereka hanya mampu membukukan hasi 1 kali kemenangan dan 2 kali hasil seri. Jauh dengan Italia yang melakukan clean sheet.
Pada laga 16 besar, peruntungan ternyata berbeda. Spanyol dengan perkasa menghempaskan Kroasia dengan skor 5 -- 2. Sedangkan Italia sendiri harus susah payah menundukkan benteng Austria dengan 2 -- 1. Padahal, pada fase grup Italia tampil begitu perkasa, ternyata gempuran Austria sempat membuat Italia kewalahan.
Pada babak 8 besar, nasib Spanyol pun lebih baik. Pertemuan mereka dengan Swiss yang sempat menghancurkan Perancis di babak 16 besar, berakhir dengan happy ending. Skor 3 -- 1 ditorehkan oleh skuad asuhan Luis Enrique. Sedangkan nasib Italia justru sebaliknya. Menghadapi peringkat 1 FIFA, Belgia, Italia harus mengerahkan segenap tenaganya. Skor 2 -- 1 menjadi imbalan yang seimbang untuk jerih payahnya. Pasukan Belgia yang demikian perkasa mampu mereka hancurkan impiannya.
Perbandingan perjalanan kedua tim menuju babak semifinal bukan tidak mungkin menjadi satu modal keduanya. Tim-tim lemah yang dihadapi oleh Spanyol di satu sisi memudahkan langkah mereka. Namun di sisi lain, hal ini kurang dapat untuk menguji kedalaman skuad Spanyol. Hasil berupa menang besar, satu sisi karena agresifitas mereka, tapi mungkin juga karena lemahnya pertahanan lawan yang dihadapi.
Beda dengan Italia. Perjalanan mereka menuju babak semifinal yang begitu terjal, sangat menguntungkan mereka. Langkah ringan di fase grup, dan diikuti 2 partai berat di babak selanjutnya menjadi alat uji yang luar biasa bagi kedalam skuad Italia. Tekanan berat dari Austria maupun Belgia menjadi bekal Mancini untuk mempersiapkan partai semifinal.
Satu sisi yang barangkali lepas dari lirikan orang adalah para pemain yang ada dalam skuad Mancini di Euro 2020 ini. Hampir 80% skuad Italia diisi oleh mereka yang bermain di liga domestic. Dalam rilis pemain yang ada, hanya 5 orang yang bermain di luar Italia. Ini menjadi modal berharga. Kebersamaan mereka dalam tim akan terasa lebih erat.
Sedangkan Spanyol justru berkebalikan dengan Italia. Dari 26 pemain yang dibawa Luis Enrique, hanya sekitar 7 pemain yang bermain di liga domestic. Dalam artian 19 pemain yang lain melanglang buana di berbagai liga daratan Eropa. Jika dipandang sebagai sebuah keberhasilan, bisa juga.secara sederhana, para pemain Spanyol diminati oleh klub-klub besar di Eropa. Dan hampir semua pemain menjadi bagian inti klub yang mereka bela.
Gambaran kontras ini akan tersaji pada laga dini hari nanti. Apakah Italia dengan rasa local, mampu mengalahkan Spanyol yang mempunyai rasa internasional. Apakah pengalaman dengan "hanya" bergelut di rumah sendiri mampu mengalahkan mereka yang berkiprah "di luar rumah."Â
Namun apapun hasilnya, ibarat sebuah perjalanan menjadi juara angin yang akan menerpa Italia terasa akan lebih keras dibandingkan laga sebelumnya. Kita tinggal menunggu, bagaimana Mancini mampu meracik komposisi tim yang solid dengan berbekal pertandingan-pertandingan sebelumnya.
Lembah Tidar, 6 Juli 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H