Sebutan tetangga yang berisik bagi Manchester City, bukanlah sebuah isapan jempol. Sejak mengalirnya petro dollar dari wilayah Teluk, geliatnya memang luar biasa. Sehingga kota Manchester yang semula identik dengan warna merah, harus berubah dengan warna biru.Â
Sepak terjang City pun berubah total. Tropi yang selama ini seakan menjadi barang langka, menjadi koleksi baru di markas City. Sepak terjangnya pun menjadi perhatian tidak hanya bagi klub-klub Liga Primer. Tapi klub-klub di luar Inggris pun mulai melakukan kalkulasi  saat harus bertemu.Â
Sebuah pencapaian yang luar biasa tentunya. Rumus dunia bahwa uang bisa mengubah segalanya ternyata terbukti. Gelontoran dana yang tak terbatas, membuat pelatih begitu leluasa berburu pemain.Â
Kenyataan inilah yang saat ini ada di Liga Primer. Dalam liga yang terhitung paling kompetitif ini, City senantiasa mampu menempatkan diri pada jajaran elit. Menggusur sebagian penguasa tradisional.Â
Meskipun pencapaian telah demikian menjulang, ternyata ada sisi yang masih bermain di ranah angan. Tropi Champion masih enggan singgah di almari tropi mereka. Status "almost" beberapa kali harus dialami.Â
Berbekal rasa penasaran ini, nampaknya tahun ini tahun paling bagus bagi City. Mereka mampu menapak tangga final Liga Champions. Permainan ciamiknya mampu membuat Neymar dan kawan-kawan harus mengubur kembali impiannya.Â
Lawan yang dihadapinya pun sudah mereka kenal baik, Chelsea. Sesama klub Inggris yang mengalami performa luar biasa bersama Tuchel. Kekalahan City dari Chelsea beberapa minggu lalu, rasanya tidak cukup untuk menghakimi bahwa City lemah. Bisa saja skala prioritas yang membuat mereka harus kalah saat itu. Fokus pada tropi Champions mungkin yang dipakai oleh Pep Guardiola.Â
Minggu dini hari nanti, nampaknya akan menjadi ajang pembuktian. Pembuktian bagi Pep sendiri maupun skuad City. Prestasi cemerlang Pep di Liga Primer akan tetap dirasa belum lengkap jika belum bisa menempatkan tropi Champions di lemari prestasi City. Ibarat  sebuah puzzle, kepingan itu yang dibutuhkan.Â
Bagi Pep sendiri, tropi Champions tetap menjadi ambisi pribadinya. Selama ini situas tropi Champions selalu berada di ujung rasa penasaran. Gelontoran dana tak terbatas seakan sia-sia tanpa kehadiran tropi satu ini.
Malam nanti nampaknya akan jadi malam luar biasa. Bagaimanapun juga Chelsea dan Tuchel pun punya ambisi serupa. Menimang-nimang si Kuping Besar dalam pelukan.Â