Mohon tunggu...
agus siswanto
agus siswanto Mohon Tunggu... Guru - tak mungkin berlabuh jika dayung tak terkayuh.

Guru Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Awas! Hujan Disinfektan di Mana-mana

10 April 2020   09:26 Diperbarui: 10 April 2020   09:29 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam beberapa hari terakhir terjadi fenomena menarik di kalangan masyarakat. Fenomena apalagi kalau tidak berkait dengan upaya pencegahan penyebaran Covid-19 di masyarakat. 

Pemandangan yang banyak kita temukan adalah terjadi pembuatan portal-portal di ujung gang. Portal tersebut bertujuan untuk mengawasi arus keluar masuk orang yang akan ke datang ke wilayah tersebut. Biasanya setiap wilayah hanya menyisakan satu akses masuk dan keluar bagi siapapun.

Selain pembuatan portal, ada satu hal lagi yang kali ini tengah marak di masyarakat, penyemprotan disinfektan dimana-mana. Bentuk penyemprotan biasa dilakukan dalam 2 bentuk. 

Pertama,penyemprotan terhadap lingkungan setempat. Hal ini dilakukan dengan menggunakan alat semprot dengan berjalan mengitari lingkungan. 

Obyek yang disemprot adalah benda-benda yang ada di sepanjang jalan. Sedangkan yang kedua, dilakukan di setiap portal atau pintu masuk ke suatu wilayah. Cara penyemprotan dapat dilakukan oleh petugas yang ditunjuk, atau yang lebih canggih dengan membuat alat semprot otomatis.

Melihat fenomena tersebut di atas,muncul satu pemikiran dalam diri kita. Apakah langkah tersebut merupakan bentuk kesadaran mereka akan penyebaran Covid-19 atau hanya sekedar latah. 

Karena kalau hanya sekedar latah, tentu saja akan banyak efek yang akan mengiringi kegiatan tersebut. Efek yang bukan tidak mungkin justru akan membahayakan bagi pihak lain.

Sesuai dengan judul di atas, sorotan tulisan ini bukan pada pembuatan portal. Sorotan tajam lebih tertuju pada aksi penyemprotan disinfektan di mana-mana. 

Sebab penyemprotan disinfektan tanpa didukung pengetahuan yang memadai mengenai benda yang satu ini, justru bahaya yang akan didapatkan bukan keselamatan. Jika ini yang terjadi berarti sia-sia langkah yang mereka lakukan.

Fenomena penggunaan disinfektan dimana-mana ini sebenarnya berawal dari informasi yang berkembang selama ini. Anjuran untuk selalu mencuci tangan dengan disinfektan atau sabun setelah kita melakukan kegiatan di luar rumah atau memegang sesuatu yang berpotensi menularkan virus. 

Dengan modal sedikit pengetahuan ini, maka mereka mempunyai keyakinan bahwa disinfektan adalah segala-galanya untuk menghadapi virus, termasuk Covid-19 diantaranya. Akhirnya pemandangan itulah yang terjadi di kalangan bawah. Setiap sudut jalan menyediakan disinfektan untuk menyemprot setiap orang yang masuk ke wilayah tersebut.

Apakah langkah mereka salah? Tentu saja tidak sepenuhnya. Sebab di tingkat nasional pun hal ini dilakukan. Melalui beberapa tampilan di televisi, hampir di setiap wilayah pemerintah daerah berlomba-lomba menyemprotkan disinfektan ke berbagai wilayah. 

Dan alat yang digunakan tidak main-main, dari mulai alat semprot kecil hingga penggunaan mobil pemadam kebakaran atau watercanon milik Polisi. 

Langkah ini dipandang oleh WHO sebagai tindakan konyol (detiknews.com, 7 April 2020). Langkah ini justru akan mengundang polusi, merugikan kesehatan masyarakat, membuang waktu dan menghamburkan sumber daya.

Dari beberapa hal yang diungkapkan WHO, maka kesehatan masyarakatlah yang hendaknya paling diperhatikan. Satu kesalahan informasi yang diterima oleh masyarakat adalah kemampuan disinfektan itu sendiri dalam mematikan virus. 

Yang harus diketahui bahwa disinfektan hanya akan membunuh virus yang ada di permukaan benda. Disinfektan tidak dapat membunuh virus yang terlanjur masuk ke dalam tubuh (tirto.id). 

Bahkan penyempritan disinfektan yang tidak tepat sangat berbahaya bagi kesehatan, terutama jika mengenai kulit dan selaput lendir di mata atau mulut. Bagi kulit akan menimbulkan iritasi, sedang jika sampai mengenai selaput lendir akan menimbulkan penyakit yang lain.

Munculnya ancaman bahaya penyemprotan disinfektan ke tubuh manusia sebenarnya bukan sesuatu yang aneh. Disinfektan adalah cairan kimia yang terdiri dari natrium hipoklorit (larutan pemutih), klorin, etanol 70% dan amonium kuarternee (kompas.com, 5 April 2020). 

Dengan komposisi semacam ini, sebenarnya orang awam pun akan mampu menangkap bahayanya. Apalagi jika disinfektan tersebut dicampur oleh orang yang tidak mempunyai kemampuan yang memadai.

Melihat potensi bahaya penyemprotan disinfektan tanpa dibekali pengetahuan yang memadai, maka alangkah lebih baik jika pihak-pihak berkait untuk segera menertibkannya. 

Kalau tidak, bukan tidak mungkin akan muncul para pengemudi ojek online ataupun pedagang sayur keliling harus menjadi korban karena menerima beberapa kali semprotan ketika mereka berkeliling.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun