*foto diambil dari TasbihNews.com
Saya yakin orang Indonesia pasti mengenal duo "celebritis politik" ini, duo sejoli ini banyak dikenal masyarakat Indonesia, bahkan diluar negeri pun mereka dikenal sebagai politisi yg paling sering masuk TV dengan ucapan-ucapannya yg terkadang bertentangan dengan opini masyarakat pada umumnya.
Saya bukan membenci dua orang ini meskipun terkadang saya sendiri juga muak saat mendengar ucapan-ucapan yg mereka lontarkan saat diwawancarai crew TV maupun media penyiaran lainnya.
Bukan apa-apa, saya cuma merasa mereka berdua merasa dirinya orang yang paling benar, orang yang paling bersih, orang yg paling pinter seantero Indonesia, sementara orang lain dianggap tidak ada apa-apanya dibanding mereka berdua.
Salah satu contoh, mungkin kita semua pernah melihat salah satu tayangan TV yg menyiarkan berita saat Fadly Zon diwawancarai wartawan mengenai staf ahli bahasa yg dipanggil MKD : "Jadi, harusnya yang menafsirkan itu adalah yang ahli hukum, bukan bahasa. Itu satu hal yang salah. Orangnya tidak dikenal, tidak punya kompetensi, yang dipanggil. Kalau yang dipanggil Badudu (pakar Bahasa Indonesia), bolehlah, kalau masih hidup,"
Ups .... dari susunan kalimat yg dilontarkan Fadly Zon begitu "telak" meremehkan kalo tidak boleh dibilang "menghina" pakar ahli bahasa yg sudah sering kali diminta pendapatnya dibeberapa kasus di pengadilan maupun di DPR sendiri.
Dari sini saja kita sudah bisa menilai, betapa dia begitu "meremehkan" orang lain, seakan-akan tidak ada orang lain yg lebih pinter dari dia.
Setali tiga uang dengan Fahry Hamzah, orang yang satu ini begitu menggebu-nggebunya saat membela koleganya yg tersandung masalah, dia bebicara sampai berbuih untuk membenarkan pendapatnya sendiri, tak peduli pendapat publik pada umumnya, yg penting menurut dia pendapatnya yg paling benar, orang lain pasti salah.
Saya yakin banget kalau kedua orang ini "kutu buku" banget, mereka mempunyai perbendaharaan kata yg begituuuu banyak banget, argumentasinya begitu "dikuat-kuat"kan, untuk membenarkan diri sendiri.
Tapi sudahlah .... sekali lagi saya tidak membenci kedua "tokoh" ini, saya menganggap ini warna-warni politisi kita, ada yg sok kalem, ada yg sok serius, ada yg sok ngeyel, ada yg sok bijak, ada yg sok pinter, ada yg sok lucu, ada yg sok lugu ... dstnya.
*Salam dari kami yg sok perhatian ..... hehe
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H