Mohon tunggu...
Agus Setiadi Sihombing
Agus Setiadi Sihombing Mohon Tunggu... Penulis - Stay humble and being life-long learner!

Mewujudkan impian dengan menghadirkan mimpi bagi banyak orang.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku

15 Agustus 2022   21:28 Diperbarui: 16 Agustus 2022   09:43 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karya: Desy Tripuspa Habeahan

Sampai malam kini kusampaikan
Ratapku di balik kandangku
Sampai malam kini kusyairkan
tentang aku; setapak sendu
Biar saudara-saudara kini tahu!
Kini dendangku tak lagi syahdu

Suara kalbu seakan menelan gemuruh
Sedih hatiku!
Di balik jeruji tak bertuan ini
Ratapku kini mengadu
Dosaku mengikat!
Bangkai gelora kini merana
Jantungku bak berongga
Kaki dipasung perintah sang ibu
Masih adakah jalanku menuju surga?

Dalam penjara bunga ini
Ratapku kembali mengadu
Tak ada yang menari di atas dendangku
Namun mengapa aku harus menari
saat sang ibu kembali bersendu?

Aku setapak sendu
Beribu cahaya kini memandangku
Tanganku 'kan terus menari
Walau kakiku tak mampu berlari

Aku si tumbuhan layu
Kelak matahari 'kan berpihak padaku
Kelak kakiku mampu berlari
Walau bahagia itu hanya di dalam mimpi

Medan, 15 Agustus 2022 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun