Â
Sekarang ini pemerintah mulai serius untuk memanfaatkan energi nuklir sebagai pembangkit listrik. Ini karena energi nuklir merupakan energi bersih yang tidak menimbulkan polusi, murah, serta termasuk energi terbarukan. Jika dibandingkan dengan tenaga surya, angin, panas bumi, atau biofuel. Maka sudah dipastikan untuk memilih energi nuklir yang lebih potensial dan memiliki biaya produksi rendah. Pemanfaatan nuklir telah banyak dilakukan di berbagai negara, seperti: Amerika Serikat, Perancis, Kanada, dan Korea Selatan. Nuklir sendiri mendukung kelangsungan lingkungan hidup karena hampir tidak mengandung emisi Karbon dioksida dan zat berbahaya lainnya. Dengan pemanfaatan energi nuklir untuk pembangkit listrik, pemerintah telah melakukan konservasi energi dalam mengurangi ketergantungan dan berpotensi memaksimalkan penghematan energi yang ada. Harga dari bahan bakar nuklir yang stabil bisa menjamin pengadaan energi listrik dari sisi keamanan maupun kemandirian suplai energi.
      Â
Namun, di balik keunggulan tersebut. Penggunaan nuklir sebagai pembangkit listrik masih dibayangi ketakutan terkait bahaya radiasi dan keamanannya. Seperti peristiwa meledaknya reaktor nuklir Chernobyl pada tanggal 25 April 1986 yang menurut The International Nuclear Event Scale masuk level 7 atau teratas dan sempat dianggap akhir dari industri nuklir. Itu sebabnya nuklir dianggap bahan bakar yang menyebabkan radiasi radioaktif paling berbahaya untuk kesehatan manusia. Musibah yang terjadi di reaktor nuklir Chernobyl telah menimbulkan beberapa dampak buruk terutama pada lingkungan, kesehatan, Â sosial, ekonomi, dan psikis atau kejiwaan. Namun yang paling serius adalah kejiwaan, sebab peristiwa itu telah menyebabkan stress dan trauma mendalam bahkan ketakutan yang besar terhadap radiasi. (Koesrianti, S.H.,LL.M.,Ph.D 2014)
Kesimpulan
      Â
Beberapa negara, khususnya Korea Utara memiliki program senjata nuklir untuk pembelaan diri terhadap ancaman musuh negara lain. Namun, saat ini banyak negara malah berlomba untuk menunjukkan kepemilikan dan kekuatan senjata nuklir miliknya. Oleh karena itu, IAEA di bawah naungan dewan keamanan PBB harus lebih masif dan tegas dalam pengawasan persenjataan nuklir. Negara yang tidak patuh terhadap aturan IAEA sudah sepantasnya mendapat sanksi lebih mengikat seperti pelucutan senjata nuklir atau penyegelan reaktor nuklir.
      Â
Memang benar jika energi nuklir adalah energi potensial di masa yang akan datang. Tetapi perlu diingat untuk prosedur keamanan dan langkah untuk mencegah dampak signifikan terkait nuklir seperti ledakan reaktor. Peristiwa Chernobyl memberikan pelajaran berharga bahwa nuklir bukanlah sekeping koin yang mudah dimasukkan dalam saku celana. Namun nuklir sangat rumit dan perlu perhatian besar. Jangan sampai peristiwa mengerikan seperti ledakan reaktor Chernobyl terulang kembali, sebab telah banyak merenggut korban jiwa dan menimbulkan trauma mendalam bagi umat manusia. Selain itu, dampak buruknya telah merusak lingkungan dan ekosistem, serta mengguncang perekonomian yang sedang berjalan. Semua negara di dunia harus menyadari tentang bahaya dan kerugian dari penyalahgunaan energi nuklir. 'Atom for Peace' Nuklir hanya untuk kedamaian. Jangan sampai nuklir dimanfaatkan untuk menghancurkan negara lain dan merusak perdamaian dunia
DAFTAR PUSTAKA
Koesrianti, S.H.,LL.M.,Ph.D. 2014. 2 Sisi Nuklir: Senjata Nuklir Dan Kesejahteraan Manusia. Penerbit Zifatama.