Keadaan memang belum menyenangkan untuk terlalu banyak orang. Cerita itu sendiri! Tentang penganiyaan, penindasan, mana ada segi cerianya? kalau pun setuju dengan perlakuan semacam itu mungkin sekali kita bisa melihat kelucuan pada orang yang meringis-ringis kesakitan.
 "Aku bukan tergolong orang yang ikut melakukan kecurangan"
Ahhhh.. coba ku terangkan sedikit,
Tentang keseimbangan dalam berkehidupan. Siapapun yang hanya memandang pada keceriaanya saja, maka dia termaksud orang gila.! Demikian halnya mereka yang memandang pada penderitaan, maka diapun dianggap sakit. Penjajakan masa lalu itu ternyata masih berlaku sampai saat ini, bahkan dianggap lazim.
Nampaknya engkau sedang bercermin kawan !
Kenapa aku harus percaya pada ucapan orang yang belum merdeka?
Justru itu, kau harus belajar padanya. Kepada mereka yang belum merdeka, agar engkau pandang keseimbangan sebagai bentuk keadilan sejak dalam pikiranmu.
(tiba-tiba hening)
Tentu, menjadi orang terpelajar begitu sulit! Bukan soal membaca buku setumpuk kardus saja. Tapi seorang terpelajar harus berlaku adil sejak dalam pikiran. Memang seperti itu kenyataanya.!
Baiklah.... Aku minta engkau berkenan sampaikan surat ini kepada mereka yang selalu bijak dalam tulisan.
"penulis yang baik hatinya"
Surat terbuka untukmu,
sekiranya dapat memberikan kegembiraan pada pembaca, bukan kegembiraan palsu! Memberikan kepercayaan hidup ini indah. Jangan pembaca itu di jejal denga penderitaan tanpa kepercayaan bahwa, seberat-berat penderitaan juga bisa dilawan, dan begitu dilalui bukan saja hilang bobotnya sebagai penderitaan, malah terasa sebagai lelucon. Berilah harapan pada pembacamu. Ingatlah, menggiring diri sediri ke sarang cacar sama gilanya dengan takluk pada sang penderitaan. Selama penderitaan datang dari manusia, dia bukanlah bencana alam. Dia pun pasti bisa dilawan oleh manusia. Berilah harapan pada pembacamu, juga bangsamu. Kan aku juga pernah menyarankan, mulailah belajar menulis sebaik-baiknya yang bisa dipersembahkan.
Yahh.... Aku takkan lupakan itu kawan,
Jelas menulis bukan hanya untuk memburu kepuasan pribadi. Menulis harus juga mengisi tentang hidup. Bukan pula soal ada pernyataan balik yang membantah. Karna itu konsekuensi menjadi seorang terpelajar.
SELAMAT MENULIS
Makassar 11 Maret 2019
(Tulisan ini terinspirasi dari kutipan Pramoedya Ananta Toer)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H