Aku terjatuh
Pada jurang pelupuk matanya
Nan jauh terbayang betapa asyiknya
Namanya berirama
menawan dibaca
merayu para kata
Tanpa ragu
berdetak hati paksa berjumpa
oh duri mawar, sanggup kah hatiku terbakar?
Bara Arum Biru
Sajak-ku kala itu
Adalah tentangnya
Selimut Do'a ku yang sederhana
Semoga menghangatkannya
Walau imut, niscaya bertekuk lutut
Saat bulan memayungi
Pelangi singgah dalam diri
Fenomena ini terjadi tiap hari
Tuhan ku Ya-Rabb
Mudahkan lah aku mencintai
Dengan sederhana layaknya Guru Puisi:
Pak Sapardi,
Juga cinta yang hakiki,
Seluas samudra matsnawi:
karya Jalaluddin Rumi.
Kabulkan Ya-Rabb.
Agus Syairwan
22.50
24 Februari 2024
Puisi kedua dari Arum Biru, baca selengkapnya:
https://www.kompasiana.com/agussalim047536/65da13cd14709327cd5fbcc2/arum-biru
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H