Mohon tunggu...
Rangga Salma
Rangga Salma Mohon Tunggu... -

Sementara ini tinggal disekitar sini.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

“Jangan Bersedih”, Itulah Katamu

25 Februari 2011   03:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:17 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ya Tuhan-ku,..

Ketika aku melakukan perubahan

yang ku dapat adalah segala kesulitan.

Ketika aku ingin berbagi kebahagiaan

yang ku terima adalah beban dan penderitaan.

Salahkah aku menangkap pesan dan tanda dari-Mu?

Butakah aku terhadap apa yang terjadi dihadapan-ku?

Tulikah aku untuk mendengar peringatan dari-Mu?

“Jangan bersedih..”, itulah kata-mu Wid, ketika aku

harus jatuh dan tertatih serta merasakan perih .

“Biar ku peluk diri-mu..”, itulah yang kau lakukan Wid,

ketika aku merasakan kesendirian dalam kehidupan.

Ada rasa tenang dalam dekapan dirimu.

Ada rasa yang sulit diungkap kata

Ketika kening kita saling beradu.

Yah,..dunia pasti berputar, begitulah kata

Charlie este dua belas dalam lagunya.

Yang hampir semakna dengan lagu

badai pasti berlalu, yang dinyanyikan

Berlian Hutauruk.

Tak perlu mendaki gunung

untuk mendapatkan kebahagiaan.

Tak harus menyelam kesamudera

untuk mendapat kesejatian.

Nikmati saja apa yang Dia berikan.

Syukuri saja apa yang Dia anugerahkan.

Bahagia adalah pemberian dari-Nya,

bukan apa yang kau usahakan.

Tak perlu risau dengan segala kehilangan.

Sebagaimana tukang parkir yang

harus selalu kehilangan kendaraan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun