Mohon tunggu...
Agus Saeful Anwar
Agus Saeful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Penikmat Literasi

Suka Olahraga Joging

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dari Sampah Bisa Menjadi Penghasilan Sampingan

31 Mei 2023   09:47 Diperbarui: 31 Mei 2023   10:09 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sampah merupakan sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat. Sampah slalu identik dengan kotor, jijik, dan bau tak sedap. Sering kita jumpai diberbagai tempat, misalnya di rumah-rumah biasa dikenal dengan limbah atau sampah rumah, sering juga kita jumpai di area pabrik bisa kita sebut limbah pabrik dan lain sebagainya.

Di beberapa negara di dunia ini masih sulit dalam memecahkan permasalahan sampah, namun sebagian negara ada yang mengirim ke tempat lain, ada yang memiliki pembuangan khusus, bahkan ada yang dimanfaatkan kembali.

Untuk meminimalisir permasalahan sampah maka harus ada pengelolaan sampah. Pengelolaan sampah merupakan kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan. Hal tersebut dilakukan oleh pengepul sampah yang mengelola sampah dengan mengumpulkan yang bisa di daur ulang, memilah sesuai jenis nya dan dijual pada perusahaan sehingga pengelolaan sampah ini selain menuntaskan masalah sampah tapi juga bisa menjadi tujuan berwirausaha untuk menambah pendapatan rumah tangga.

Beberapa mahasiswa dari kampus STKIP Muhammadiyah Kuningan Program Studi PGSD semester 6, terdiri dari Dani Hamdani, Aris Kusnendar, dan Tedi Hermansyah melakukan kunjungan dan observasi ke Bank Sampah kelompok mandiri Awi Haur Koneng Awirarangan yang berada di Jl. Baru Awirarangan Kuningan (Senin, 15 Mei 2023).

Observasi ini dilakukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup yang diampu oleh Dosen, Rita Kusumah, M. Pd.

Kelompok mandiri ini tidak memiliki badan hukum tetapi memiliki SK dari dinas. Usaha ini telah berjalan sekitar 7 tahun dengan luas lahan 913 m2 dan luas bangunan kurang lebih 600 m2. Usaha ini di ketuai oleh bapak Indra Lesmana dengan jumlah pegawai 4 orang.

Mereka bekerja setiap hari selama dua jam/hari atau lebih itu juga tergantung bila mana limbah sangat banyak untuk disortir. Adapun sistem pengajian di berikan 1 bulan sekali sebesar kurang lebih 600.000. Dengan gaji seperti ini banyak pegawai yang keluar masuk dan pegawai hanya mampu bertahan 4 tahun bekerja di tempat ini, itupun karena pekerjaan ini adalah pekerjaan sampingan dan tidak di jadikan pekerjaan pokok, dan juga mereka ikhlas ridha dalam pekejaan ini.

Dalam perekrutan pegawai tidak memiliki kriteria khusus ataupun syarat-syarat tertentu. Hanya mungkin ketika ada yang keluar perusahaan ini menerima siapa saja yang mau bekerja asalkan jujur, disiplin, bertanggung jawab, dan juga cukup umur. Dalam kerjanya para pengawai mengambil sampah ke rumah-rumah warga Kelurahan Awirarangan dengan mengunakan mobil bak.

Jenis-jenis sampah yang diterima yaitu organik dan anorganik. Kemudaian sampah-sampah yang sudah diambil dari rumah-rumah warga selanjutnya dibawa ke tempat penampungan, selanjutnya para pegawai memilah dan memilih. Setelah dipilih, dipilah dan dikemas dengan rapih. Untuk sampah yang masih layak untuk di daur ulang, seperti sampah botol plastik, botol kaca, koran, buku-buku, kardus, besi, dan sejenisnya maka akan dijual ke pengepul sampah.

Adapun sampah yang tidak layak dijual di buang ke tempat pembuangan akhir yang bertempat di Jalaksana dalam jangka waktu seminggu dua kali. Bapak Indra Lesmana sangat berharap kepada pemerintah agar peduli dan memperhatikan akan pasilitas penunjang TPS seperti alat alat yang diperlukan ataupun mesin penggiling sampah karna mesin yang sudah ada tidak dapak beroperasi.

Masyarakat sekitar sangat mendukung terhadap Kelompok Mandiri Awi Haur Koneng Awirarangan, ini karena warga tidak perlu menyetorkan sampah ke TPS melainkan sampah diambil ke rumah masing-masing warga kelurahan setempat. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun