Mohon tunggu...
agus riyan oktori
agus riyan oktori Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Hidroponiker Magang

Nyumpuk Nulis Nyumpuk!!!

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pelataran Batu

6 Oktober 2024   01:30 Diperbarui: 6 Oktober 2024   01:33 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

berawal dari pemberhentian langkah-langkah keliaran perjalanan sepasang kaki pada pelataran batu yang konon memiliki cerita abu masa lampau


pemberhentian tanpa perbekalan ternyata membawa sepertiga waktu untuk terlarut dalam resah,


Aikh, apakah ini perihal pelataran batu.?


mencoba membawa diri kembali pada situasi yang tidak ingin dikendalikan oleh alam resah dalam sadar yang berkepanjangan


tertegun, terbelalak, sekaligus menyeringai sembari mengusap peluh dari hangatnya matahari sore yang tak terhalangi perjalanan awan
tak ingin larut namun luput?
tak ingin sunyi, namun menyepi?  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun